Minggu, 17 Mei 2015

Stop Press !

Karena nggak ada ide untuk menuangkan kegiatan bersepeda hari ini ke dalam blog, berikut tidak sempat juga untuk foto-fot0, sementara kontributor lain seperti Arie300, RockinMaster, Ketum juga Sencong belum pada mood menerjemahkan imajinasinya menjadi tulisan, maka tulisan tentang kegiatan bersepeda CFB dihentikan sementara. Namun demikian, agar blog tetap up-to-date dipandang perlu juga untuk sesekali mempublish tips dan tricks bersepeda yang disadur dari beberapa sumber di internet agar kegiatan bersepeda tetap dalam koridor yang "menyehatkan" atau lebih besar manfaatnya ketimbang mudaratnya.

Berikut 2 tips bersepeda yang disarikan dari thingsbike:

7 kesalahan umum saat bersepeda:

#1. Bersepeda melawan arus lalu lintas
Meskipun dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan pengguna sepeda diistimewakan (cek pasal 62 dan 106) bukan berarti pesepeda boleh sesuka hati bersepeda terutama di jalan raya. Apalagi perilaku masyarakat kita yang cenderung suka melanggar aturan dan jalan raya ibarat rimba belantara dimana siapa yang kuat itulah yang menang, so pesepeda wajib hukumnya tertib berlalu lintas dan mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Untuk diketahui dalam sebuah penelitian terhadap kegiatan bersepeda ditemui fakta bahwa pengendara di jalur yang salah memiliki tingkat resiko tiga kali lebih mungkin untuk mengalami kecelakaan dibandingkan pesepeda yang berkendara secara taat ketentuan lalu lintas.

#2. Bersepeda MTB seperti bersepeda Fixie
Kebanyakan sepeda gunung (MTB) didesain menggunakan multi-gear untuk mengatasi medan yang bervariasi, sementara sepeda fixie menggunakan fixed-gear karena hanya digunakan untuk bersepeda pada medan yang relatif flat. Berkendara dengan  gear konstan sangat tidak dianjurkan karena tidak efisien dalam menggunakan energi sehingga menyebabkan kelelahan dan efek cedera pada otot. Mengubah gear pada saat yang tepat juga merupakan cara yang baik untuk menjaga kewaspadaan dan tingkat konsentrasi pada saat berkendara.

#3. Tidak menggunakan helm
Helm sepeda adalah salah satu peralatan keselamatan saat bersepeda. Mengabaikan peralatan keselamatan sangat beresiko pada saat berkendara baik di jalan raya maupun di pegunungan. Untuk diketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Insurance Institute for Highway Safety ditemukan bahwa terdapat sekitar 91 persen kematian akibat kecelakaan bersepeda yang disebabkan oleh keteledoran tidak memakai helm saat bersepeda. Statistik yang cukup mengejutkan ini semoga menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa mengenakan helm saat bersepeda.

#4. Berkendara dengan stasioner
Maksudnya begini, ketika bersepeda dengan benar terkadang diperlukan pergeseran keseimbangan Anda dengan benar, mengikuti trek, saat melalui tanjakan atau turunan, saat cornering, menghindari rintangan di jalanan, semuanya memerlukan pergeseran titik beban keseimbangan yang ini bisa dilakukan dengan menggerakkan badan menyesuaikan dengan medan yang dihadapi.

#5. Tinggi Sadel yang tidak sesuai postur badan
Salah satu kesalahan paling umum pada pengendara sepeda pemula buat adalah sadel yang terlampau tinggi atau justru sebaliknya. Ketinggian sadel yang tidak sesuai dengan postur badan mengakibatkan kelelahan lebih awal kala bersepeda. Tes sederhana untuk memastikan bahwa ketinggian sadel sudah tepat adalah dengan menempatkan sepatu pada pedal, kemudian letakkan di posisi yang paling bawah dari gerakan pedal sepeda. Dalam posisi ini kaki harus lurus, dengan hanya sedikit membungkuk di lutut. Jika lutut terasa bengkok, atau kaki tidak dapat mencapai pedal dengan benar dalam posisi ini, maka ketinggial sadel perlu disesuaikan kembali.

#6. Braking saat menikung
Hal ini sebenarnya akan mengikuti jam terbang bersepeda kita, semakin tinggi jam terbang bersepeda maka cornering braking akan lebih aman dan efektif karena pengalaman. Kunci cornering braking yang aman adalah diawali dengan memperlambat laju sepeda, dan secara bertahap melakukan pengereman jika diperlukan. Yang sering terjadi pada pemula adalah cornering/menikung yang disertai pengereman full, ditambah dengan pengenalan trek yang kurang. Akibat fatalnya diantaranya tergelincir atau menabrak pesepeda atau kendaraan di depannya.

#7. Lupa bawa toolset sepeda
Perlengkapan perbaikan (toolset) saat bersepeda merupkan salah satu ‘media penyelamat’ yang mutlak harus ada dan kita wajib mengetahui cara menggunakan masing-masing peralatan tersebut. Ketika ban bocor tiba-tiba maka tidak perlu lagi kita menuntun sepeda jauh untuk menemukan tukang tambal ban. Kelengkapan ban dalam cadangan atau alat tambal ban akan sangat membantu. Demikian pula ketika mendadak rantai putus, kita tidak perlu repot mencari bengkel sepeda terdekat karena toolset sudah tersedia untuk digunakan. 


Manfaat Kopi Bagi Pesepeda:

Dalam sebuah journal Cycling Fitness dilansir bahwa Kopi memiliki manfaat besar bagi performa bersepeda. Sejumlah penelitian melakukan stimulasi pada sistem pusat saraf, dengan media kafein kopi dan menunjukkan konsumsi kafein sebelum aktivitas fisik dapat membantu memerangi kelelahan dalam sebuah aktivitas fisik yang memerlukan daya tahan tubuh (endurance).

Ada juga beberapa bukti bahwa kafein dapat meningkatkan pembakaran lemak , lebih lanjut dapat otot meningkatkan daya tahan. Namun, kemudian menjadi perdebatan soal takaran ideal konsumsi kafein dalam kopi untuk mendapatkan manfaat positifnya. Beberapa menganjurkan takaran 3 mg per kilo berat badan, sementara yang lain ada yang menyatakan 6 mg bahkan 9 mg. 

Masalah terbesar yang yang mungkin muncul sebagai akibat dari konsumsi kaffein dalam kopi berlebihan jika tidak memenuhi takaran ideal diantaranya detak jantung yang tidak normal/berlebihan, insomnia, dan kecemasan. “Grey Area” tersebut (kesenjangan antara manfaat positif dan efek samping) telah mendorong para peneliti dari Australia melakukan investigasi sebenarnya berapa takaran ideal konsumsi kopi untuk dapat kita rasakan manfaat positifnya. 60 pesepeda diminta untuk melakukan aktivitas bersepeda time trial selama 60 menit, dengan treatment konsumsi kafein menjadi 3 kelompok: 3 mg, 6 mg dan tanpa konsumsi kafein. Mereka kemudian dimonitor seberapa cepat mereka menjalani tiap-tiap trial. Hasilnya, pesepeda dengan treatment konsumsi kafein dapat melakukan trial lebih cepat dibanding yang sama sekali tidak mengkonsumsi kafein. 

Meski terbukti, signifikansi terhadap peningkatan performa akibat kafein/kopi ini belum sepenuhnya diakui oleh seluruh scientist. Dalam mengkonsumsinya pun kita harus bijaksana, yang paling mudah tanyakan pada diri Anda apakah memang Anda penikmat kopi? tidak memiliki keluhan asam lambung yang tiba-tiba meningkat sesaat setelah menkonsumsi kopi? jika jawaban kedua pertanyaan tersebut “iya”, maka silahkan Anda buktikan manfaat kopi saat bersepeda.

Sumber: http://thingsbike.com

1 komentar: