Senin, 04 Mei 2015

Antara Pacquiao, Rossi dan Arie300

Malam minggu (2/5/2015), Cakwes Family Bike kongkow-kongkow di rumah Almos, dalam rangka membicarakan rencana Sekongkang MTB Adventure 2015. Namun karena RockinMaster nggak bisa hadir, mengingat his wife sedang sakit, akhirnya kami cuman ngobrol-ngobrol sambil browsing Bukalapak. Sencong, Arie300, Om Win dan Rukaiya, serta tuan rumah Almos dan his wife nongkrong di teras samping yang menghadap ke selatan ditemani oleh gorengan Tahu Isi dan beberapa gelas teh hangat. Sambil ngobrol Arie300 dan Om Win sibuk bermain dengan laptop menelusuri situs Bukalapak.com mencari kostum sepeda yang menarik dan murah. Tak lama Arie300 sudah menemukan kostum favoritnya, demikian juga Om Win dan Sencong. Malam itu juga langsung dieksekusi pembayarannya online dengan harapan hari Rabu mendatang barang sudah datang, dan Kamis sore bisa digunakan untuk bersepeda. Pukul 23.00 WITA akhirnya acara kongkow-kongkow malam minggu itu bubar karena semuanya harus beristirahat mengingat besok pagi adalah jadwal bersepeda bersama.
Minggu pagi tiba. Ini minggu pertama bulan Mei 2015 dan jadwal wajib bersepeda bagi Cakwes Family Bike. Pesan berantai melalui Whatsapp maupun SMS sudah beredar sejak pukul 05.00 WITA, dengan konfirmasi dari masing-masing anggota untuk berpartisipasi. Kali ini rutenya tak akan jauh seperti minggu kemaren karena Cakwes Junior: Odi Gangster dan Abang Rifqo ikut bersepeda. Iya, rute SPG kami menyebutnya, alias Sampai Pantai Goa yang pulang-pergi dari markas Cakwes 'hanya' 20 kilometer dan jalannya flat tanpa gelombang darat yang berarti.
Ada yang special minggu pagi ini. Pertama, karena baru kali ini semua anggota Cakwes menggunakan kostum sepeda sebagaimana mestinya. Om Win yang sebelumnya suka bersepeda dengan kaos batik sekarang tampil keren dengan kostum sepeda bertulisan beyond di bagian dadanya. Demikian juga Sencong datang sudah dengan kostum biru kombinasi, sesuai dengan warna sepedanya. Sementara Arie300 dan Almos menggunakan kostum sepeda biasa yang sudah pernah digunakan minggu-minggu sebelumnya. Lain halnya dengan RockinMaster dan Abang Rifqo yang penggila bola, datang dengan kostum bola modifikasi menjadi kostum sepeda dengan tulisan Taruna Samawa di dadanya lengkap dengan topi Cowboy-nya sesuai dengan selera rokoknya Marlboro merah. 
Kedua, hari minggu ini bakal ada pertandingan 'Tinju Abad Ini' antara Manny Pacquiao vs Floyd Mayweather pukul 10.00 WITA. Pertandingan tinju yang ditunggu-tunggu oleh pemirsa televisi di seantero jagad itu merupakan ajang pembuktian bagi Mayweather sebagai juara dan Pacquiao sebagai penantang siapakah yang terbaik di antara mereka berdua.
Ketiga, pada malam harinya ada balapan MotoGP seri ke-4 di sirkit Gran Premio de Espana, Jerez, Spanyol pada pukul 20.00 WITA. Ini yang RockinMaster ngajak kami semua untuk nonton bareng di rumahnya di Kebayan, mengingat hampir semua anggota Cakwes adalah penggila MotoGP.
Tepat pukul 06:06 WITA kayuhan pedal dimulai. Melewati jalan Sultan Kaharuddin ke arah Dusun Sering menuju By Pass. Mendekati pertigaan simpang Karaci tiba-tiba nongol pesepeda cilik dengan menggunakan sepeda fixie (sepeda minimalis tanpa rem, tanpa gear dinamis) ikut gabung dengan Cakwes menuju Pantai Goa. Setibanya di Pantai Goa, kami memarkir sepeda di atas Jetty (dermaga) di lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Pengamas yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Sumbawa. Sambil menikmati udara pantai yang sejuk dan bau laut yang khas dan aktivitas memancing beberapa nelayan kami beristirahat sambil foto-foto.
Untuk diketahui, Pantai Goa merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Kota Sumbawa Besar. Jaraknya dengan pusat kota hanya sekitar 7,7 kilometer dan bisa ditempuh dengan waktu 10-15 menit. Kuliner unggulannya adalah seafood alias makanan laut seperti ikan bakar dan Sepat, salah satu makanan khas Sumbawa. Selain jaraknya yang dekat dan kulinernya murah, Pantai Goa juga menyajikan view pantai yang lumayan karena dari Pantai Goa kita bisa melihat kawasan Muara Kali Labuhan Sumbawa, Tanjung Menangis dan Pulau Moyo dari kejauhan.
Lepas dari Pantai Goa, kami mengayuh pedal kembali. Kali ini ke arah Muara Kali Labuhan Sumbawa, tempat kami biasa nongkrong sambil 3n (ngobrol, ngemil dan ngerokok). Muara kali ini lebih kami sukai sebagai tempat beristirahat sambil duduk-duduk karena di Pantai Goa tidak ada spot kongkow-kongkow sambil memesan snack dan soft drink, yang ada di Pantai Goa hanya makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Perjalanan ke muara kali Labuhan Sumbawa melewati Pantai Saliper Ate, salah satu destinasi wisata juga selain Pantai Goa. Adalah cita-cita yang belum kesampaian bagi pemerintah daerah untuk menyatukan tiga kawasan wisata pantai yang berdekatan itu, yaitu  Pantai Goa, Saliper Ate dan Muara Kali Labuhan Sumbawa. Sejak 2012 Pantai Goa dan Muara Kali sudah mendapat treatment dari Pemerintah Daerah bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui instansi terkait. Namun grand design untuk menghubungkan ketiga destinasi wisata itu masih butuh komitmen semua pihak, termasuk pihak swasta dan masyarakat secara keseluruhan.
Setibanya di Muara Kali Labuhan Sumbawa kami langsung mengambil lokasi tempat kami biasa duduk-duduk. Sambil ngobrol santai kami memesan kopi, soft drink dan snack di kios seberang jalan. Sesaat menikmati istirahat, gerimis turun. Memang sudah nampak tanda-tanda bakal gerimis dari pagi. Langit yang berawan agak tebal dan menghitam menemani kami sepanjang perjalanan bersepeda. Dan, akhirnya di Muara Kali lah kami bersua dengan tetes-tetes hujan yang membasahi bumi. Akhirnya kami pindah lokasi ke teras kios langganan kami untuk menghindari hujan. Tak ada foto-foto di Muara Kali karena cuaca tidak mendukung. Lepas 30 menit nongkrong akhirnya kami beranjak pulang. Melewati ujung muara memutar ke arah Kampung Pasir, kami menemani Sencong memesan box ikan di nelayan langganannya. Melewati Jalan Garuda kami mengayuh pedal sambil sesekali menyeka tetesan air hujan yang jatuh dari pepohonan di pinggir jalan yang kami lalui. Rencananya kami mau mampir di Petualang (distro perlengkapan sepeda) atau Sinar Berlian (toko sepeda) namun semuanya masih tutup. Di tengah perjalanan, ponsel Om Win berbunyi, ternyata panggilan dari Bi Ani, minta mampir di Brangbara buat beli nasi kuning. Akhirnya kita menemani Om Win ke sana. Sambil menunggu Om Win, kami sepakat untuk lanjut ke tempatnya Arie300 untuk kongkow-kongkow lagi sambil nge-net.
Setibanya di Sonic Net, warnet milik Arie300, kami duduk-duduk di warung samping warnet. Sambil online menggunakan hotspot warnet kami menikmati hidangan tahu isi goreng yang sudah disiapkan. Warnet ini termasuk unik dan menjanjikan karena menyediakan koneksi berbasis fiber optic dengan bandwidth 10 Mbps yang menjamin kepuasan berselancar di internet dengan nyaman, termasuk untuk streaming musik atau video ataupun melakukan unduhan file-file game atau aplikasi yang disukai. Lepas 20 menit nongkrong dan hujan reda kami kembali ke rumah masing-masing untuk prepare acara nonton bareng tinju antara Pacquiao vs Mayweather di markas Cakwes pukul 10.00 WITA.
Pukul 10.00 WITA semua anggota Cakwes sudah berkumpul di Markas Cakwes. Ditemani kue Tampok Manggis kami nonton pertandingan "Tinju Abad Ini" itu. Jalannya pertandingan tidak terlalu seru karena Mayweather bermain aman, selalu menghindar ketimbang jual beli pukulan dengan si Pacman. Tak puas dengan pertandingan tinju itu, disepakati nonton bareng MotoGP pukul 20.00 WITA di rumah RockinMaster di Kebayan. Malam harinya, kami nonton bareng di Kebayan. Lumayan seru karena Valentino Rossi yang start dengan posisi 5 berhasil menyusul dua pebalap didepannya dan head-to-head dengan Marc Marques yang start di posisi ke-2, meski kemungkinan mengejar Lorenzo yang menempati pole position sangat tipis. Menjelang akhir balapan, Marques makin memperjauh jarak yang sebelumnya berhasil didekati Rossi dengan selisih 0,2 detik. Keputusan Rossi bermain aman boleh juga karena selain standing-nya masih nomor 1 juga mengamankan podium ke-200-nya.
Akhirnya selesai balapan MotoGP, pukul 22.12 WITA masing-masing kami kembali ke rumah untuk beristirahat. Demikian cerita Cakwes Family Bike hari itu. Lalu apa hubungannya antara cerita dengan judul tulisan ini? Tak terlalu relevan memang. Namun jika mau menarik benang merahnya, maka ada satu kesamaan antara Pacquiao, Rossi dengan Arie300. Mau tau atau mau tau banget? Kesamaannya adalah ketiga pria dengan usia kepala tiga ini sama-sama pantang menyerah. Pacquaio dan Rossi adalah tipikal pemuda yang ulet di bidangnya masing-masing. Demikian juga Arie300 yang ketua (kecil tapi tua), sebagai pemuda yang pernah meraih predikat Pemuda Pelopor dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa cq. Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata, ia sudah menekuni dunia bisnis di hampir semua lini, jatuh bangun membina usaha dan meski belum mencapai apa yang diimpikannya, setidaknya ia tidak menyerah dan terus berjuang. Itu yang kami kenal dari seorang Arie300. Dengan kolesterol yang terbilang tinggi dan kadang sakit-sakitan, pernah juga bersepeda sampai dehidrasi, ia tidak pernah mau berhenti bersepeda, karena ia bersepeda karena dorongan hati. Inilah yang menjadi motto Cakwes Family Bike. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar