Minggu pagi tiba. Seperti biasa Cakwes Family Bike punya agenda bersepeda ke luar kota akhir pekan ini. Kali ini tujuannya ke Ai Loang, sebuah situs wisata milik swasta yang relatif representatif di kabupaten ini. Lokasinya berada di pesisir utara Kota Sumbawa Besar. Rute kali ini melewati kawasan wisata tersebut. Dari Kota Sumbawa Besar ke arah timur melewati Dusun Raberas, Penyaring dan Omo. Kemudian masuk ke kawasan perkebunan jeruk yang merupakan lahan HGU milik Bapak Bustanil Arifin, Pejabat Menteri pada jaman Pemerintahan Orde Baru. Dalam lahan Hak Guna Usaha (HGU) inilah Ai Loang dan Seaside Cottage (nama resort dan hotel) berada. Melewati kawasan ini kami keluar di ruas jalan lingkar utara kota Sumbawa Besar yang membawa kami kembali ke Kota Sumbawa Besar. Jarak tempuh keseluruhan rute ini kurang lebih 34 km, sedikit lebih pendek dari rute ke Bendungan Batubulan yang telah dieksekusi akhir bulan kemarin (27/4/2015).
 |
Planned Route to Ai Loang |
Tepat pukul 05.00 WITA aplikasi Whatsapp di handphone mulai berbunyi menunjukkan kesiapan masing-masing anggota untuk bersepeda. Pukul 05.30 WITA Almos yang kondisinya belum fit benar sehabis sakit hari jumat kemaren sudah ready di markas. Om Win dan Toni datang berbarengan disusul kemudian oleh Sencong dan RockinMaster yang sudah mengirim pesan 'otw' pukul 05.10 tapi baru sampai markas pukul 05.40 padahal jarak rumahnya hanya 7 menit bersepeda dari markas. Arie300 agak terlambat hari ini, beberapa kali ditelpon nggak direspon. Akhirnya pukul 06.00 WITA Arie300 muncul dan perjalanan pun segera dimulai. Mengingat jaraknya relatif jauh maka nasi bungkus pun menjadi opsi yang dipilih untuk sarapan di tengah perjalanan nantinya. Arie300, bendahara CFB dengan sigap meluncur duluan ke arah Brangbara untuk memesan nasi kuning idolanya Om Win, sang Ketum. Lepas dari Brangbara kita melemaskan otot-otot paha dengan mengayuh santai melalui dalam kota menuju ke arah Brangbiji. Wawan Epos, seorang PNS yang bekerja di Bappeda kenalan Almos, mengirim pesan singkat mengatakan bahwa dia sedang berada di RTH Jalan Mangga dan menunggu kami di sana.
 |
RockinMaster |
RockinMaster sebagai pemandu jalan sudah berada di depan disusul Almos, Om Win, Toni, Arie300 dan Sencong. Setibanya di seberang RTH Jalan Mangga, tempat rencana ketemu dengan Wawan Epos, ternyata yang bersangkutan tidak nampak batang hidungnya. Akhirnya perjalanan diteruskan ke arah Brangbiji menuju ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Melewati depan Puskesmas Brangbiji kami berbelok ke kanan mengikuti RockinMaster, ternyata dia memilih jalan menuju ke arah Kelapis, rute Ai Loang yang melalui Dusun Penyaring. Jalan tanah berbatu mulai menyapa, dan pedal sepedapun mulai terasa berat karena tanjakan Kelapis yang berbatu lepas membuat roda belakang sepeda selip. Di ujung tanjakan terakhir Kelapis, RockinMaster memberi tanda berhenti, dan kamipun berhenti di puncak tanjakan. View matahari terbit dari timur merupakan momen yang tidak bisa dilewatkan oleh RockinMaster untuk foto-foto. Sesaat kemudian ada panggilan masuk, rupanya Wawan Epos menanyakan lokasi kami dan dia sudah standby di perempatan Raberas ke arah Penyaring. Dan, kamipun segera menuju ke arah perempatan Raberas yang kurang lebih berjarak 1 km di depan kami. Setibanya di perempatan Raberas kami berhenti sebentar dan Wawan Epos bersama seorang temannya bernama Kamal, pegawai PT. ASKES Sumbawa pun bergabung. Lepas 10 menit beristirahat perjalanan pun dilanjutkan. Jalan menuju Ai Loang melewati Penyaring relatif landai dan sudah hotmix sehingga dapat dilibas dengan mudah. Namun demikian, sesekali dilakukan re-grouping agar tidak ada anggota tim yang ketinggalan terlalu jauh. Dusun Penyaring dilewati dengan mudah, kemudian menuju Dusun Omo. Di sepanjang kiri dan kanan kami terhampar kawasan tambak yang luas. Di ujung sana, disebelah kiri jalan tampak lokasi arena pacuan kuda "Angin Laut" milik Dr. Zulkieflimansyah, anggota DPRI sekaligus mantan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Jalan hotmix yang kami lewati adalah berkat keberadaan arena pacuan kuda milik beliau, mengingat event pacuan kuda yang merupakan salah satu event wisata yang diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa menghadirkan peserta dari seluruh penjuru NTB bahkan dari luar NTB, sehingga pemerintah daerah merasa perlu untuk mendukung penyelenggaraan event dimaksud dengan mempermudah akses menuju ke sana. Dan baru kemaren Sabtu, (9/5/2015) Menteri Bappenas, yang datang ke Sumbawa dalam rangka peletakan batu pertama Science & Techno Park di Batualang menyempatkan diri mampir di arena pacuan kuda tersebut.
 |
Si Biru yang fenomenal |
Mendekati Dusun Omo, tampak Wawan Epos dan Kamal masih jauh tertinggal di belakang. Sementara RockinMaster, seperti biasa, sudah tidak nampak lagi di depan. Almos dan Toni berinisiatif menunggu Wawan Epos dan Kamal di atas jembatan sebelum masuk ke Dusun Omo. Tak lama berselang, tampak 2 orang pesepeda di kejauhan, iya! itu mereka. Sambil menunggu, Almos mengeluarkan sebatang Star Mild dari tas perbekalan, membakarnya lalu menghisapnya dengan nikmat. Setelah Wawan Epos dan temannya tiba, perjalanan dilanjutkan mengejar RockinMaster yang sudah duluan. Akhirnya melewati Dusun Omo tampak RockinMaster, Om Win, Sencong dan Arie300 sedang mengaso di bawah pohon Mangrove, dan tim pun re-grouping.
 |
Sarapan di ujung aspal Dusun Omo |
Namun sebelum perjalanan dilanjutkan kembali kami sepakat untuk mengurangi beban ransel milik Sencong yang berisi nasi bungkus, dengan mencari lokasi untuk sarapan. Di ujung aspal Dusun Omo, tampak lokasi yang agak menjorok ke wilayah tambak dan ditumbuhin pohon yang cukup rindang kami berhenti, memarkir sepeda dan mencari posisi yang enak untuk sarapan. Dan nasi bungkuspun dibuka. Sambil ngobrol ngalor ngidul sarapan kami nikmati bersama. Selepas sarapan, rokok Marlboro milik RockinMaster menjadi incaran karena rasanya yang nikmat terutama dalam kondisi sejuk di pinggiran pantai, apalagi selesai sarapan, maknyus rasanya. 30 menit kemudian, perjalanan dilanjutkan. Baru beberapa meter mengayuh pedal tanjakan Ai Loang menghadang dan persneling sepedapun diturunkan. Sesampai di puncak tanjakan sepeda langsung digenjot melewati jalan tanah berkerikil dan berdebu menuju Ai Loang. 15 menit kemudian kami sudah sampai di lokasi. Di depan gerbang masuk Ai Loang sepedapun diparkir berjejer rapi, kecuali Si Biru, karena front derailleur-nya bermasalah. RockinMaster langsung membuka ransel perbekalannya mengambil kamera untuk foto-foto.
 |
Action di Gerbang Ai Loang |
 |
Si Biru mengalami gangguan dengan mekanis Front Derailleur-nya |
Selepas dari Ai Loang perjalanan kembali dilanjutkan. Melewati gudang site Seaside Cottage yang asri tim kembali pasang aksi, foto-foto lagi tanpa menyadari bahwa rute di depan belum pernah sekalipun dilalui sebelumnya. Ini yang membuat Almos sedikit was-was mengingat sebagian anggota tim butuh segera kembali pulang karena ada acara yang mesti dihadiri, sementara sinyal XL timbul tenggelam yang mengakibatkan GPS di handphone tidak bisa berfungsi untuk melihat track.
 |
Di depan Seaside Cottage |
 |
Arie300 dan seorang bule dari Texas pengunjung Ai Loang |

Selesai foto-foto, kayuhan sepeda dimulai lagi. Kali ini melewati jalan tanah keras dipenuhi rerumputan tebal di sepanjang kiri kanan jalan menuju ke arah jalan lingkar utara. Setelah bertanya kepada beberapa orang yang lewat dengan sepeda motor, Almos dengan yakin mengayuh pedal sepedanya di depan. Melewati jalanan tanah yang sepi menuju ke utara. Setelah beberapa ratus meter jalan di depan kami semakin menyempit dan sepertinya jarang dilalui orang. Semakin jauh semakin tidak kelihatan badan jalannya yang tampak justru semak belukar, sepertinya kami sudah salah memilih jalan. Sinyal XL yang redup membuat kami tidak bisa melihat GPS untuk memandu kami memilih jalan yang benar. Dan kami pun memutuskan untuk kembali ke jalan yang lebih lebar dan sering di lalui. Untungnya ada penduduk setempat yang kebetulan sedang menebas semak belukar memberi kami petunjuk ke arah jalan lingkar utara. Di saat yang sama sepeda Premier 3.0 putih milik Almos kempes ban belakangnya. Berbekal pompa yang ada di sepeda ban tersebut dipompa untuk menambah tekanan udaranya. Namun tak sampai 10 meter dikayuh kembali kempes. Kesimpulannya ban tersebut bocor dan harus ditambal. Sayangnya, tambalan sepeda kelupaan dibawa di tas perbekalan. Dengan berat hati dan kondisi ban yang bocor, sepeda premier 3.0 itu tetap harus dikayuh dan perjalanan tetap harus diteruskan. Karena jalan yang dilalui masih jalan tanah yang sesekali berlumpur Almos masih bisa mengikuti meski dengan mengerahkan ekstra power untuk tetap bisa mengimbangi kayuhan anggota tim yang lain yang sepedanya berada dalam kondisi normal. Setelah mengayuh pedal kurang lebih 2.5 kilometer akhirnya jalan hotmix Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar membentang. Jalan sepanjang 5 km itu dibangun pada tahun 2014 dalam rangka mendukung pengembangan kawasan Teluk Saleh - Moyo - Tambora yang merupakan upscale dari Kawasan Strategis Provinsi NTB "Teluk Saleh". Jalan yang direncanakan 2 tahap itu membentang sepanjang 57 km di wilayah pesisir utara Kota Sumbawa Besar, yaitu 24 km pada tahap I dan 33 km pada tahap II. Tahun 2015 ini akan dilanjutkan lagi sepanjang 5 km dari ujung hotmix eksisting mengarah ke Ai Loang.
Setelah beristirahat sejenak, kayuhan pedal dimulai lagi. Melewati jalan hotmix Almos mulai keteteran karena roda belakang sepeda sudah tidak mau kompromi. Kayuhan terasa semakin berat dan ban luar sepeda mulai lepas dari velg-nya. Setengah perjalanan di ruang lingkar utara, tampak RockinMaster dan Toni sudah menunggu sambil beristirahat. Akhirnya kita re-grouping dan beristirahat di bawah pohon di pinggir jalan sambil mengisi cairan yang semakin deras keluar karena hari semakin siang.
Lepas 10 menit beristirahat sambil ngerokok, perjalanan dilanjutkan. Namun karena sepeda tidak lagi nyaman dikayuh, akhirnya Almos memutuskan untuk menumpang pulang dengan mas-mas yang mengendarai sepeda motor yang melalui jalan lingkar utara itu. Sementara anggota tim yang lain menuntaskan perjalanan hari itu kembali ke rumah masing-masing. Ini yang menjadi tanda mata Arie300, ia sempat mengambil foto Almos yang menaiki sepeda motor sebagai bukti gagal mencapai finish di rute Ai Loang minggu ini.
Like it....
BalasHapusNice session.... continued 2 the next route
Hapus