Setelah kegiatan bersepeda bersama Cakwes Family Bike mengalami banyak penundaan, Minggu besok (31/5/2015) atau Selasa (2/6/2015) disepakati untuk mengeksekusi rute luar kota dengan mengkombinasikan rute Uma Buntar dan Brang Pelat yang sudah pernah dilalui sebelumnya. Berikut adalah rute rencana (planned route) yang membutuhkan persiapan yang lumayan matang. Siapkan sepeda dan toolkit, akomodasi, sarung tangan, kacamata dan helm bila ada.
Rabu, 27 Mei 2015
Selasa, 19 Mei 2015
Sepeda dan Anak dalam Perspektif Hukum
Tulisan ini muncul sebagai akibat dari lontaran pesan di grup whatsapp Cakwes Family Bike yang dikirimkan oleh RockinMaster menanyakan bener nggak Pemda mengeluarkan Peraturan Daerah tentang larangan bersepeda untuk anak-anak karena mengganggu lalu lintas di jalan raya. Lontaran pesan tersebut menstimulasi pikiran untuk mendalami peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang sudah direvisi dengan UU Nomor 35 Tahun 2014.
![]() |
Copyright MTBR.Com |
Dalam UU 22 Tahun 2009 Pesepeda merupakan salah satu pengguna jalan selain pejalan kaki yang 'diistimewakan' karena pengguna jalan yang lain wajib menghormati dan memberikan prioritas kepada pesepeda. Pasal-pasal yang mengatur tentang pesepeda dalam UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah antara lain:
Pasal 26 Ayat 1
“Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi Pesepeda.”
Pasal 62 ayat 2
“Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas.”
Pasal 106 ayat 2
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan Pesepeda.”
Pasal 122 ayat 2
“Pesepeda dilarang membawa Penumpang, kecuali jika sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempat Penumpang.”
Pasal 123
“Pesepeda tunarungu harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepedanya.”
Pasal 284
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan tidak mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki atau Pesepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
Sementara dalam UU 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terminologi "anak" adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sementara "perlindungan anak" adalah segala kegiatan yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut: Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (Pasal 20).
Dalam kaitannya dengan bersepeda, yang merupakan salah satu aktivitas bermain dan berekreasi bagi anak, di dalam Pasal 56, Ayat 1, Huruf e, UU 23/2002 Pemerintah wajib mengupayakan dan membantu anak agar dapat dengan bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi dan berkarya seni budaya. Sementara pada Huruf f Pemerintah diwajibkan untuk menjamin ketersediaan sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.
Oleh karenanya anak-anak yang bersepeda di jalan raya wajib hukumnya berada di bawah pengawasan Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah dengan tentunya secara bertahap Pemerintah menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan bagi anak.
Belajar dari pengalaman Jepang dan Jerman dalam kaitan sepeda dan anak tentunya akan menggugah pikiran kita agar aktivitas bersepeda anak sebagai wahana bermain dan rekreasi dapat berada dalam koridor benar, bermanfaat, menyehatkan dan mengutamakan keselamatan bersama.
Kembali ke pertanyaan awal bener nggak sih Pemda telah menerbitkan Peraturan Daerah terkait larangan bersepeda untuk anak-anak? Sepanjang pengetahuan kami belum pernah ada, karena masih terlalu banyak agenda dan persoalan lain yang jauh lebih penting dan mendesak untuk dimasukkan ke dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) yang merupakan wahana pembentukan peraturan perundang-undangan di daerah. Dan kalaupun ada, substansinya pasti mengatur tentang hak dan kewajiban pengguna jalan yang menjadi derivasi dari UU Nomor 22 Tahun 2009 dimana substansinya pasti sejalan dan tentu tidak bertentangan dengan UU 22 Tahun 2009 tersebut. Oleh karena itu, bagi anak-anak penggemar sepeda silahkan bersepeda dengan tertib karena kalian menjadi warga negara kelas 1 di jalan raya.
Belajar dari pengalaman Jepang dan Jerman dalam kaitan sepeda dan anak tentunya akan menggugah pikiran kita agar aktivitas bersepeda anak sebagai wahana bermain dan rekreasi dapat berada dalam koridor benar, bermanfaat, menyehatkan dan mengutamakan keselamatan bersama.
Kembali ke pertanyaan awal bener nggak sih Pemda telah menerbitkan Peraturan Daerah terkait larangan bersepeda untuk anak-anak? Sepanjang pengetahuan kami belum pernah ada, karena masih terlalu banyak agenda dan persoalan lain yang jauh lebih penting dan mendesak untuk dimasukkan ke dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) yang merupakan wahana pembentukan peraturan perundang-undangan di daerah. Dan kalaupun ada, substansinya pasti mengatur tentang hak dan kewajiban pengguna jalan yang menjadi derivasi dari UU Nomor 22 Tahun 2009 dimana substansinya pasti sejalan dan tentu tidak bertentangan dengan UU 22 Tahun 2009 tersebut. Oleh karena itu, bagi anak-anak penggemar sepeda silahkan bersepeda dengan tertib karena kalian menjadi warga negara kelas 1 di jalan raya.
Minggu, 17 Mei 2015
Stop Press !
Karena nggak ada ide untuk menuangkan kegiatan bersepeda hari ini ke dalam blog, berikut tidak sempat juga untuk foto-fot0, sementara kontributor lain seperti Arie300, RockinMaster, Ketum juga Sencong belum pada mood menerjemahkan imajinasinya menjadi tulisan, maka tulisan tentang kegiatan bersepeda CFB dihentikan sementara. Namun demikian, agar blog tetap up-to-date dipandang perlu juga untuk sesekali mempublish tips dan tricks bersepeda yang disadur dari beberapa sumber di internet agar kegiatan bersepeda tetap dalam koridor yang "menyehatkan" atau lebih besar manfaatnya ketimbang mudaratnya.
Berikut 2 tips bersepeda yang disarikan dari thingsbike:
7 kesalahan umum saat bersepeda:
#1. Bersepeda melawan arus lalu lintas
Meskipun dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan pengguna sepeda diistimewakan (cek pasal 62 dan 106) bukan berarti pesepeda boleh sesuka hati bersepeda terutama di jalan raya. Apalagi perilaku masyarakat kita yang cenderung suka melanggar aturan dan jalan raya ibarat rimba belantara dimana siapa yang kuat itulah yang menang, so pesepeda wajib hukumnya tertib berlalu lintas dan mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Untuk diketahui dalam sebuah penelitian terhadap kegiatan bersepeda ditemui fakta bahwa pengendara di jalur yang salah memiliki tingkat resiko tiga kali lebih mungkin untuk mengalami kecelakaan dibandingkan pesepeda yang berkendara secara taat ketentuan lalu lintas.
#2. Bersepeda MTB seperti bersepeda Fixie
Kebanyakan sepeda gunung (MTB) didesain menggunakan multi-gear untuk mengatasi medan yang bervariasi, sementara sepeda fixie menggunakan fixed-gear karena hanya digunakan untuk bersepeda pada medan yang relatif flat. Berkendara dengan gear konstan sangat tidak dianjurkan karena tidak efisien dalam menggunakan energi sehingga menyebabkan kelelahan dan efek cedera pada otot. Mengubah gear pada saat yang tepat juga merupakan cara yang baik untuk menjaga kewaspadaan dan tingkat konsentrasi pada saat berkendara.
#3. Tidak menggunakan helm
Helm sepeda adalah salah satu peralatan keselamatan saat bersepeda. Mengabaikan peralatan keselamatan sangat beresiko pada saat berkendara baik di jalan raya maupun di pegunungan. Untuk diketahui, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Insurance Institute for Highway Safety ditemukan bahwa terdapat sekitar 91 persen kematian akibat kecelakaan bersepeda yang disebabkan oleh keteledoran tidak memakai helm saat bersepeda. Statistik yang cukup mengejutkan ini semoga menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa mengenakan helm saat bersepeda.
#4. Berkendara dengan stasioner
Maksudnya begini, ketika bersepeda dengan benar terkadang diperlukan pergeseran keseimbangan Anda dengan benar, mengikuti trek, saat melalui tanjakan atau turunan, saat cornering, menghindari rintangan di jalanan, semuanya memerlukan pergeseran titik beban keseimbangan yang ini bisa dilakukan dengan menggerakkan badan menyesuaikan dengan medan yang dihadapi.
#5. Tinggi Sadel yang tidak sesuai postur badan
Salah satu kesalahan paling umum pada pengendara sepeda pemula buat adalah sadel yang terlampau tinggi atau justru sebaliknya. Ketinggian sadel yang tidak sesuai dengan postur badan mengakibatkan kelelahan lebih awal kala bersepeda. Tes sederhana untuk memastikan bahwa ketinggian sadel sudah tepat adalah dengan menempatkan sepatu pada pedal, kemudian letakkan di posisi yang paling bawah dari gerakan pedal sepeda. Dalam posisi ini kaki harus lurus, dengan hanya sedikit membungkuk di lutut. Jika lutut terasa bengkok, atau kaki tidak dapat mencapai pedal dengan benar dalam posisi ini, maka ketinggial sadel perlu disesuaikan kembali.
#6. Braking saat menikung
Hal ini sebenarnya akan mengikuti jam terbang bersepeda kita, semakin tinggi jam terbang bersepeda maka cornering braking akan lebih aman dan efektif karena pengalaman. Kunci cornering braking yang aman adalah diawali dengan memperlambat laju sepeda, dan secara bertahap melakukan pengereman jika diperlukan. Yang sering terjadi pada pemula adalah cornering/menikung yang disertai pengereman full, ditambah dengan pengenalan trek yang kurang. Akibat fatalnya diantaranya tergelincir atau menabrak pesepeda atau kendaraan di depannya.
#7. Lupa bawa toolset sepeda
Perlengkapan perbaikan (toolset) saat bersepeda merupkan salah satu ‘media penyelamat’ yang mutlak harus ada dan kita wajib mengetahui cara menggunakan masing-masing peralatan tersebut. Ketika ban bocor tiba-tiba maka tidak perlu lagi kita menuntun sepeda jauh untuk menemukan tukang tambal ban. Kelengkapan ban dalam cadangan atau alat tambal ban akan sangat membantu. Demikian pula ketika mendadak rantai putus, kita tidak perlu repot mencari bengkel sepeda terdekat karena toolset sudah tersedia untuk digunakan.
Manfaat Kopi Bagi Pesepeda:
Dalam sebuah journal Cycling Fitness dilansir bahwa Kopi memiliki manfaat besar bagi performa bersepeda. Sejumlah penelitian melakukan stimulasi pada sistem pusat saraf, dengan media kafein kopi dan menunjukkan konsumsi kafein sebelum aktivitas fisik dapat membantu memerangi kelelahan dalam sebuah aktivitas fisik yang memerlukan daya tahan tubuh (endurance).
Ada juga beberapa bukti bahwa kafein dapat meningkatkan pembakaran lemak , lebih lanjut dapat otot meningkatkan daya tahan. Namun, kemudian menjadi perdebatan soal takaran ideal konsumsi kafein dalam kopi untuk mendapatkan manfaat positifnya. Beberapa menganjurkan takaran 3 mg per kilo berat badan, sementara yang lain ada yang menyatakan 6 mg bahkan 9 mg.
Masalah terbesar yang yang mungkin muncul sebagai akibat dari konsumsi kaffein dalam kopi berlebihan jika tidak memenuhi takaran ideal diantaranya detak jantung yang tidak normal/berlebihan, insomnia, dan kecemasan.
“Grey Area” tersebut (kesenjangan antara manfaat positif dan efek samping) telah mendorong para peneliti dari Australia melakukan investigasi sebenarnya berapa takaran ideal konsumsi kopi untuk dapat kita rasakan manfaat positifnya.
60 pesepeda diminta untuk melakukan aktivitas bersepeda time trial selama 60 menit, dengan treatment konsumsi kafein menjadi 3 kelompok: 3 mg, 6 mg dan tanpa konsumsi kafein. Mereka kemudian dimonitor seberapa cepat mereka menjalani tiap-tiap trial.
Hasilnya, pesepeda dengan treatment konsumsi kafein dapat melakukan trial lebih cepat dibanding yang sama sekali tidak mengkonsumsi kafein.
Meski terbukti, signifikansi terhadap peningkatan performa akibat kafein/kopi ini belum sepenuhnya diakui oleh seluruh scientist. Dalam mengkonsumsinya pun kita harus bijaksana, yang paling mudah tanyakan pada diri Anda apakah memang Anda penikmat kopi? tidak memiliki keluhan asam lambung yang tiba-tiba meningkat sesaat setelah menkonsumsi kopi? jika jawaban kedua pertanyaan tersebut “iya”, maka silahkan Anda buktikan manfaat kopi saat bersepeda.
Sumber: http://thingsbike.com
Jumat, 15 Mei 2015
Pilih SMK, SPG atau Cewek Kafe?
Medio Mei 2015 ini banyak hari libur. Datangnya liburan membuat Cakwes Family Bike melakukan penyesuaian terhadap jadwal bersepeda. Hari Kamis (14/5/2015) adalah hari libur yang ditandai dengan tanggal merah di kalender Masehi. Dan, jadwal bersepeda Kamis sore dimajukan menjadi Kamis pagi, ini disepakati pada Rabu malam saat kumpul-kumpul di rumah Ketum.
![]() |
Actual Route Batu Gong Ride |
Setelah semua berkumpul, perjalananpun dimulai. Bersepeda santai melalui pusat kota Sumbawa Besar menuju ke arah labuhan. Sesampai di Muara Kali Labuhan kami beristirahat. Sambil memesan kopi di warung langganan kami ngobrol-ngobrol.
Ketum sedang merenung sambil menunggu re-grouping |
Foto-foto di Pelabuhan Badas |
Untuk diketahui Pelabuhan Badas merupakan salah satu Pelabuhan di Provinsi NTB yang berkala regional. Statusnya dalam Rencana Induk Kepelabuhanan Nasional sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional adalah sebagai Pelabuhan Pengumpul setara dengan Pelabuhan Bima, Lembar, Labuhan Lombok dan Benete. Di dalam Buku III : Agenda Pembangunan Wilayah RPJMNasional 2015 - 2019 Pengembangan Pelabuhan Badas merupakan salah satu Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Provinsi NTB. Sehingga ke depan kita patut berharap Pelabuhan Badas akan menjadi pelabuhan yang terdepan dalam Tatanan Transportasi Lokal, Tatanan Transportasi Wilayah yang menjadi bagian dari Sistem Transportasi Nasional.
CFB in action |
Pengembangan Pelabuhan Badas ini punya arti penting bagi distribusi arus barang dan jasa dari dan ke Kabupaten Sumbawa. Di satu sisi ia menyajikan salah satu alternatif moda transportasi yang murah, di sisi lain ia juga bisa dimaksimalkan dalam rangka pengembangan pariwisata daerah, terutama kaitannya dengan pembangunan dermaga baru berikut trestle-nya untuk kapal-kapal pesiar (cruise).
Setelah istirahat dirasa cukup, kayuhan pedal dimulai lagi. Sebenarnya sudah waktunya pulang, namun karena Sencong merasa masih belum berkeringat akhirnya disepakati untuk melanjutkan bersepeda ke Pantai Batu Gong, sekitar 4 kilometer ke arah timur Pelabuhan Badas.
View Pantai Batu Gong di pagi hari |
Salah satu sudut pantai Batu Gong |
Pantai Batu Gong merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sumbawa. Namun karena kurangnya tata kelola, Batu Gong beberapa waktu yang lalu sempat memicu polemik karena menimbulkan keresahan sosial di Kabupaten Sumbawa karena beralih fungsi menjadi kawasan pusat hiburan malam (kafe dan karaoke tak berijin). Setelah melalui proses yang panjang akhirnya pada 2013 Pemerintah Daerah menutup paksa lokasi yang berada di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan negara itu melalui pembongkaran bangunan-bangunan yang tidak berizin maupun yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan daerah tentang Bangunan Gedung.
Istirahat sambil menikmati es klamud |
Ketum memberi 'arahan' kepada Moleq |
Beberapa waktu pasca pembongkaran "kafe batu gong" (demikian masyarakat setempat menyebutnya). Puing-puing bangunan kafe dan karaoke yang dirobohkan dan dihancurkan dengan alat berat itu beralih menjadi rumah makan dan berugak atau balai-balai tempat duduk-duduk menikmati pemandangan ke arah laut. Sementara itu, seiring perjalanan waktu, aktivitas hiburan malam ternyata "tumbuh" lagi namun di lokasi yang berbeda, yaitu di bagian perbukitan kawasan Pantai Batu Gong. Agak tersembunyi memang, namun perlu tetap dipantau mengingat ekses yang kemungkinan timbul di kemudian hari. Bagian perbukitan yang menjadi lokasi baru kawasan kafe dan karaoke Batu Gong berada di sebelah barat lokasi awal kafe Batu Gong, berbelok ke kiri melalui jalan aspal menanjak ke arah Dusun Sampar Maras yang berjarak tiga kilometer dari kawasan pantai Batu Gong. Lokasi ini lah yang membuat penasaran temen-temen Cakwes yang belum mengetahui kafe Batu Gong telah "bersalin rupa" di lokasi yang baru. Ayo donk ke sana! kata Arie300, pengen liat gadis kafe! lanjut dia lagi.
Kafe terbesar di Batu Gong |
Tanjakan terjal menuju Sampar Maras |
Puas melihat-lihat lokasi tersebut, kami kembali mengayuh pedal, kembali ke markas menyusuri jalan aspal berliku, sesekali menanjak dan menurun. Setiba di depan Taman Makam Pahlawan kami berhenti untuk beristirahat karena Moleq mulai nampak kelelahan melibas tanjakan. Sambil menenggak cairan dari botol minuman di sepeda kami melepas penat.
Beristirahat di depan Taman Makam Pahlawan, Labuhan Badas |
Bercengkrama sambil menunggu jus Alpukat |
Sementara Ketum yang ceriwis gantian menggoda Arie300 yang belum juga membeli sarung tangan untuk bersepeda. Kayak monyet aja ga pake sarung tangan! timpal Ketum. Dan Arie300 pun mati gaya.
Kemesraan antara Ketum dan Bendahara |
15 menit berselang, pesanan jus Alpukat Almos kelar dan perjalanan pulangpun dilanjutkan menyusuri ByPass. Mendekati kampus lama Universitas Samawa Almos memberi tanda berhenti, ternyata ia mau memesan Nasi Puyung, nasi khas lombok yang pedes, buat sarapan sekaligus makan siang setibanya di rumah nanti. Enam bungkus Nasi Puyung-pun dipesen. Setelah kelar perjalananpun diteruskan. Setelah mampir di rumah orang tuanya Almos dan menyerahkan bungkusan jus Alpukat, Arie300 mengajak kami melewati jalan dalam permukiman lingkungan Genang Genis pulang ke markas. Melewati gang sempir dan pinggir saluran persawahan akhirnya kami sampai juga ke Karang Jangkring. Kali ini ke rumah Ketum untuk sarapan/makan siang bareng. Sambil beristirahat kami sarapan bersama dan perjalanan bersepeda hari itupun kelar.
Kelaparan, Sencong dan Arie300 maksi dengan nasi puyung |
Senin, 11 Mei 2015
Ai Loang Sunday Morning Ride
Minggu pagi tiba. Seperti biasa Cakwes Family Bike punya agenda bersepeda ke luar kota akhir pekan ini. Kali ini tujuannya ke Ai Loang, sebuah situs wisata milik swasta yang relatif representatif di kabupaten ini. Lokasinya berada di pesisir utara Kota Sumbawa Besar. Rute kali ini melewati kawasan wisata tersebut. Dari Kota Sumbawa Besar ke arah timur melewati Dusun Raberas, Penyaring dan Omo. Kemudian masuk ke kawasan perkebunan jeruk yang merupakan lahan HGU milik Bapak Bustanil Arifin, Pejabat Menteri pada jaman Pemerintahan Orde Baru. Dalam lahan Hak Guna Usaha (HGU) inilah Ai Loang dan Seaside Cottage (nama resort dan hotel) berada. Melewati kawasan ini kami keluar di ruas jalan lingkar utara kota Sumbawa Besar yang membawa kami kembali ke Kota Sumbawa Besar. Jarak tempuh keseluruhan rute ini kurang lebih 34 km, sedikit lebih pendek dari rute ke Bendungan Batubulan yang telah dieksekusi akhir bulan kemarin (27/4/2015).
![]() |
Planned Route to Ai Loang |
Tepat pukul 05.00 WITA aplikasi Whatsapp di handphone mulai berbunyi menunjukkan kesiapan masing-masing anggota untuk bersepeda. Pukul 05.30 WITA Almos yang kondisinya belum fit benar sehabis sakit hari jumat kemaren sudah ready di markas. Om Win dan Toni datang berbarengan disusul kemudian oleh Sencong dan RockinMaster yang sudah mengirim pesan 'otw' pukul 05.10 tapi baru sampai markas pukul 05.40 padahal jarak rumahnya hanya 7 menit bersepeda dari markas. Arie300 agak terlambat hari ini, beberapa kali ditelpon nggak direspon. Akhirnya pukul 06.00 WITA Arie300 muncul dan perjalanan pun segera dimulai. Mengingat jaraknya relatif jauh maka nasi bungkus pun menjadi opsi yang dipilih untuk sarapan di tengah perjalanan nantinya. Arie300, bendahara CFB dengan sigap meluncur duluan ke arah Brangbara untuk memesan nasi kuning idolanya Om Win, sang Ketum. Lepas dari Brangbara kita melemaskan otot-otot paha dengan mengayuh santai melalui dalam kota menuju ke arah Brangbiji. Wawan Epos, seorang PNS yang bekerja di Bappeda kenalan Almos, mengirim pesan singkat mengatakan bahwa dia sedang berada di RTH Jalan Mangga dan menunggu kami di sana.
RockinMaster sebagai pemandu jalan sudah berada di depan disusul Almos, Om Win, Toni, Arie300 dan Sencong. Setibanya di seberang RTH Jalan Mangga, tempat rencana ketemu dengan Wawan Epos, ternyata yang bersangkutan tidak nampak batang hidungnya. Akhirnya perjalanan diteruskan ke arah Brangbiji menuju ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Melewati depan Puskesmas Brangbiji kami berbelok ke kanan mengikuti RockinMaster, ternyata dia memilih jalan menuju ke arah Kelapis, rute Ai Loang yang melalui Dusun Penyaring. Jalan tanah berbatu mulai menyapa, dan pedal sepedapun mulai terasa berat karena tanjakan Kelapis yang berbatu lepas membuat roda belakang sepeda selip. Di ujung tanjakan terakhir Kelapis, RockinMaster memberi tanda berhenti, dan kamipun berhenti di puncak tanjakan. View matahari terbit dari timur merupakan momen yang tidak bisa dilewatkan oleh RockinMaster untuk foto-foto. Sesaat kemudian ada panggilan masuk, rupanya Wawan Epos menanyakan lokasi kami dan dia sudah standby di perempatan Raberas ke arah Penyaring. Dan, kamipun segera menuju ke arah perempatan Raberas yang kurang lebih berjarak 1 km di depan kami. Setibanya di perempatan Raberas kami berhenti sebentar dan Wawan Epos bersama seorang temannya bernama Kamal, pegawai PT. ASKES Sumbawa pun bergabung. Lepas 10 menit beristirahat perjalanan pun dilanjutkan. Jalan menuju Ai Loang melewati Penyaring relatif landai dan sudah hotmix sehingga dapat dilibas dengan mudah. Namun demikian, sesekali dilakukan re-grouping agar tidak ada anggota tim yang ketinggalan terlalu jauh. Dusun Penyaring dilewati dengan mudah, kemudian menuju Dusun Omo. Di sepanjang kiri dan kanan kami terhampar kawasan tambak yang luas. Di ujung sana, disebelah kiri jalan tampak lokasi arena pacuan kuda "Angin Laut" milik Dr. Zulkieflimansyah, anggota DPRI sekaligus mantan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Jalan hotmix yang kami lewati adalah berkat keberadaan arena pacuan kuda milik beliau, mengingat event pacuan kuda yang merupakan salah satu event wisata yang diselenggarakan di Kabupaten Sumbawa menghadirkan peserta dari seluruh penjuru NTB bahkan dari luar NTB, sehingga pemerintah daerah merasa perlu untuk mendukung penyelenggaraan event dimaksud dengan mempermudah akses menuju ke sana. Dan baru kemaren Sabtu, (9/5/2015) Menteri Bappenas, yang datang ke Sumbawa dalam rangka peletakan batu pertama Science & Techno Park di Batualang menyempatkan diri mampir di arena pacuan kuda tersebut.
Mendekati Dusun Omo, tampak Wawan Epos dan Kamal masih jauh tertinggal di belakang. Sementara RockinMaster, seperti biasa, sudah tidak nampak lagi di depan. Almos dan Toni berinisiatif menunggu Wawan Epos dan Kamal di atas jembatan sebelum masuk ke Dusun Omo. Tak lama berselang, tampak 2 orang pesepeda di kejauhan, iya! itu mereka. Sambil menunggu, Almos mengeluarkan sebatang Star Mild dari tas perbekalan, membakarnya lalu menghisapnya dengan nikmat. Setelah Wawan Epos dan temannya tiba, perjalanan dilanjutkan mengejar RockinMaster yang sudah duluan. Akhirnya melewati Dusun Omo tampak RockinMaster, Om Win, Sencong dan Arie300 sedang mengaso di bawah pohon Mangrove, dan tim pun re-grouping.
Namun sebelum perjalanan dilanjutkan kembali kami sepakat untuk mengurangi beban ransel milik Sencong yang berisi nasi bungkus, dengan mencari lokasi untuk sarapan. Di ujung aspal Dusun Omo, tampak lokasi yang agak menjorok ke wilayah tambak dan ditumbuhin pohon yang cukup rindang kami berhenti, memarkir sepeda dan mencari posisi yang enak untuk sarapan. Dan nasi bungkuspun dibuka. Sambil ngobrol ngalor ngidul sarapan kami nikmati bersama. Selepas sarapan, rokok Marlboro milik RockinMaster menjadi incaran karena rasanya yang nikmat terutama dalam kondisi sejuk di pinggiran pantai, apalagi selesai sarapan, maknyus rasanya. 30 menit kemudian, perjalanan dilanjutkan. Baru beberapa meter mengayuh pedal tanjakan Ai Loang menghadang dan persneling sepedapun diturunkan. Sesampai di puncak tanjakan sepeda langsung digenjot melewati jalan tanah berkerikil dan berdebu menuju Ai Loang. 15 menit kemudian kami sudah sampai di lokasi. Di depan gerbang masuk Ai Loang sepedapun diparkir berjejer rapi, kecuali Si Biru, karena front derailleur-nya bermasalah. RockinMaster langsung membuka ransel perbekalannya mengambil kamera untuk foto-foto.
Selepas dari Ai Loang perjalanan kembali dilanjutkan. Melewati gudang site Seaside Cottage yang asri tim kembali pasang aksi, foto-foto lagi tanpa menyadari bahwa rute di depan belum pernah sekalipun dilalui sebelumnya. Ini yang membuat Almos sedikit was-was mengingat sebagian anggota tim butuh segera kembali pulang karena ada acara yang mesti dihadiri, sementara sinyal XL timbul tenggelam yang mengakibatkan GPS di handphone tidak bisa berfungsi untuk melihat track.
![]() |
RockinMaster |
Si Biru yang fenomenal |
Mendekati Dusun Omo, tampak Wawan Epos dan Kamal masih jauh tertinggal di belakang. Sementara RockinMaster, seperti biasa, sudah tidak nampak lagi di depan. Almos dan Toni berinisiatif menunggu Wawan Epos dan Kamal di atas jembatan sebelum masuk ke Dusun Omo. Tak lama berselang, tampak 2 orang pesepeda di kejauhan, iya! itu mereka. Sambil menunggu, Almos mengeluarkan sebatang Star Mild dari tas perbekalan, membakarnya lalu menghisapnya dengan nikmat. Setelah Wawan Epos dan temannya tiba, perjalanan dilanjutkan mengejar RockinMaster yang sudah duluan. Akhirnya melewati Dusun Omo tampak RockinMaster, Om Win, Sencong dan Arie300 sedang mengaso di bawah pohon Mangrove, dan tim pun re-grouping.
Sarapan di ujung aspal Dusun Omo |
Action di Gerbang Ai Loang |
Si Biru mengalami gangguan dengan mekanis Front Derailleur-nya |
Di depan Seaside Cottage |
Arie300 dan seorang bule dari Texas pengunjung Ai Loang |

Setelah beristirahat sejenak, kayuhan pedal dimulai lagi. Melewati jalan hotmix Almos mulai keteteran karena roda belakang sepeda sudah tidak mau kompromi. Kayuhan terasa semakin berat dan ban luar sepeda mulai lepas dari velg-nya. Setengah perjalanan di ruang lingkar utara, tampak RockinMaster dan Toni sudah menunggu sambil beristirahat. Akhirnya kita re-grouping dan beristirahat di bawah pohon di pinggir jalan sambil mengisi cairan yang semakin deras keluar karena hari semakin siang.
Lepas 10 menit beristirahat sambil ngerokok, perjalanan dilanjutkan. Namun karena sepeda tidak lagi nyaman dikayuh, akhirnya Almos memutuskan untuk menumpang pulang dengan mas-mas yang mengendarai sepeda motor yang melalui jalan lingkar utara itu. Sementara anggota tim yang lain menuntaskan perjalanan hari itu kembali ke rumah masing-masing. Ini yang menjadi tanda mata Arie300, ia sempat mengambil foto Almos yang menaiki sepeda motor sebagai bukti gagal mencapai finish di rute Ai Loang minggu ini.
Senin, 04 Mei 2015
Antara Pacquiao, Rossi dan Arie300
Malam minggu (2/5/2015), Cakwes Family Bike kongkow-kongkow di rumah Almos, dalam rangka membicarakan rencana Sekongkang MTB Adventure 2015. Namun karena RockinMaster nggak bisa hadir, mengingat his wife sedang sakit, akhirnya kami cuman ngobrol-ngobrol sambil browsing Bukalapak. Sencong, Arie300, Om Win dan Rukaiya, serta tuan rumah Almos dan his wife nongkrong di teras samping yang menghadap ke selatan ditemani oleh gorengan Tahu Isi dan beberapa gelas teh hangat. Sambil ngobrol Arie300 dan Om Win sibuk bermain dengan laptop menelusuri situs Bukalapak.com mencari kostum sepeda yang menarik dan murah. Tak lama Arie300 sudah menemukan kostum favoritnya, demikian juga Om Win dan Sencong. Malam itu juga langsung dieksekusi pembayarannya online dengan harapan hari Rabu mendatang barang sudah datang, dan Kamis sore bisa digunakan untuk bersepeda. Pukul 23.00 WITA akhirnya acara kongkow-kongkow malam minggu itu bubar karena semuanya harus beristirahat mengingat besok pagi adalah jadwal bersepeda bersama.
Minggu pagi tiba. Ini minggu pertama bulan Mei 2015 dan jadwal wajib bersepeda bagi Cakwes Family Bike. Pesan berantai melalui Whatsapp maupun SMS sudah beredar sejak pukul 05.00 WITA, dengan konfirmasi dari masing-masing anggota untuk berpartisipasi. Kali ini rutenya tak akan jauh seperti minggu kemaren karena Cakwes Junior: Odi Gangster dan Abang Rifqo ikut bersepeda. Iya, rute SPG kami menyebutnya, alias Sampai Pantai Goa yang pulang-pergi dari markas Cakwes 'hanya' 20 kilometer dan jalannya flat tanpa gelombang darat yang berarti.
Minggu pagi tiba. Ini minggu pertama bulan Mei 2015 dan jadwal wajib bersepeda bagi Cakwes Family Bike. Pesan berantai melalui Whatsapp maupun SMS sudah beredar sejak pukul 05.00 WITA, dengan konfirmasi dari masing-masing anggota untuk berpartisipasi. Kali ini rutenya tak akan jauh seperti minggu kemaren karena Cakwes Junior: Odi Gangster dan Abang Rifqo ikut bersepeda. Iya, rute SPG kami menyebutnya, alias Sampai Pantai Goa yang pulang-pergi dari markas Cakwes 'hanya' 20 kilometer dan jalannya flat tanpa gelombang darat yang berarti.
Ada yang special minggu pagi ini. Pertama, karena baru kali ini semua anggota Cakwes menggunakan kostum sepeda sebagaimana mestinya. Om Win yang sebelumnya suka bersepeda dengan kaos batik sekarang tampil keren dengan kostum sepeda bertulisan beyond di bagian dadanya. Demikian juga Sencong datang sudah dengan kostum biru kombinasi, sesuai dengan warna sepedanya. Sementara Arie300 dan Almos menggunakan kostum sepeda biasa yang sudah pernah digunakan minggu-minggu sebelumnya. Lain halnya dengan RockinMaster dan Abang Rifqo yang penggila bola, datang dengan kostum bola modifikasi menjadi kostum sepeda dengan tulisan Taruna Samawa di dadanya lengkap dengan topi Cowboy-nya sesuai dengan selera rokoknya Marlboro merah.
Kedua, hari minggu ini bakal ada pertandingan 'Tinju Abad Ini' antara Manny Pacquiao vs Floyd Mayweather pukul 10.00 WITA. Pertandingan tinju yang ditunggu-tunggu oleh pemirsa televisi di seantero jagad itu merupakan ajang pembuktian bagi Mayweather sebagai juara dan Pacquiao sebagai penantang siapakah yang terbaik di antara mereka berdua.
Ketiga, pada malam harinya ada balapan MotoGP seri ke-4 di sirkit Gran Premio de Espana, Jerez, Spanyol pada pukul 20.00 WITA. Ini yang RockinMaster ngajak kami semua untuk nonton bareng di rumahnya di Kebayan, mengingat hampir semua anggota Cakwes adalah penggila MotoGP.
Tepat pukul 06:06 WITA kayuhan pedal dimulai. Melewati jalan Sultan Kaharuddin ke arah Dusun Sering menuju By Pass. Mendekati pertigaan simpang Karaci tiba-tiba nongol pesepeda cilik dengan menggunakan sepeda fixie (sepeda minimalis tanpa rem, tanpa gear dinamis) ikut gabung dengan Cakwes menuju Pantai Goa. Setibanya di Pantai Goa, kami memarkir sepeda di atas Jetty (dermaga) di lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Pengamas yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Sumbawa. Sambil menikmati udara pantai yang sejuk dan bau laut yang khas dan aktivitas memancing beberapa nelayan kami beristirahat sambil foto-foto.
Untuk diketahui, Pantai Goa merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Kota Sumbawa Besar. Jaraknya dengan pusat kota hanya sekitar 7,7 kilometer dan bisa ditempuh dengan waktu 10-15 menit. Kuliner unggulannya adalah seafood alias makanan laut seperti ikan bakar dan Sepat, salah satu makanan khas Sumbawa. Selain jaraknya yang dekat dan kulinernya murah, Pantai Goa juga menyajikan view pantai yang lumayan karena dari Pantai Goa kita bisa melihat kawasan Muara Kali Labuhan Sumbawa, Tanjung Menangis dan Pulau Moyo dari kejauhan.
Lepas dari Pantai Goa, kami mengayuh pedal kembali. Kali ini ke arah Muara Kali Labuhan Sumbawa, tempat kami biasa nongkrong sambil 3n (ngobrol, ngemil dan ngerokok). Muara kali ini lebih kami sukai sebagai tempat beristirahat sambil duduk-duduk karena di Pantai Goa tidak ada spot kongkow-kongkow sambil memesan snack dan soft drink, yang ada di Pantai Goa hanya makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Perjalanan ke muara kali Labuhan Sumbawa melewati Pantai Saliper Ate, salah satu destinasi wisata juga selain Pantai Goa. Adalah cita-cita yang belum kesampaian bagi pemerintah daerah untuk menyatukan tiga kawasan wisata pantai yang berdekatan itu, yaitu Pantai Goa, Saliper Ate dan Muara Kali Labuhan Sumbawa. Sejak 2012 Pantai Goa dan Muara Kali sudah mendapat treatment dari Pemerintah Daerah bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui instansi terkait. Namun grand design untuk menghubungkan ketiga destinasi wisata itu masih butuh komitmen semua pihak, termasuk pihak swasta dan masyarakat secara keseluruhan.
Tepat pukul 06:06 WITA kayuhan pedal dimulai. Melewati jalan Sultan Kaharuddin ke arah Dusun Sering menuju By Pass. Mendekati pertigaan simpang Karaci tiba-tiba nongol pesepeda cilik dengan menggunakan sepeda fixie (sepeda minimalis tanpa rem, tanpa gear dinamis) ikut gabung dengan Cakwes menuju Pantai Goa. Setibanya di Pantai Goa, kami memarkir sepeda di atas Jetty (dermaga) di lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Pengamas yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Sumbawa. Sambil menikmati udara pantai yang sejuk dan bau laut yang khas dan aktivitas memancing beberapa nelayan kami beristirahat sambil foto-foto.
Untuk diketahui, Pantai Goa merupakan salah satu destinasi wisata kuliner di Kota Sumbawa Besar. Jaraknya dengan pusat kota hanya sekitar 7,7 kilometer dan bisa ditempuh dengan waktu 10-15 menit. Kuliner unggulannya adalah seafood alias makanan laut seperti ikan bakar dan Sepat, salah satu makanan khas Sumbawa. Selain jaraknya yang dekat dan kulinernya murah, Pantai Goa juga menyajikan view pantai yang lumayan karena dari Pantai Goa kita bisa melihat kawasan Muara Kali Labuhan Sumbawa, Tanjung Menangis dan Pulau Moyo dari kejauhan.
Lepas dari Pantai Goa, kami mengayuh pedal kembali. Kali ini ke arah Muara Kali Labuhan Sumbawa, tempat kami biasa nongkrong sambil 3n (ngobrol, ngemil dan ngerokok). Muara kali ini lebih kami sukai sebagai tempat beristirahat sambil duduk-duduk karena di Pantai Goa tidak ada spot kongkow-kongkow sambil memesan snack dan soft drink, yang ada di Pantai Goa hanya makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Perjalanan ke muara kali Labuhan Sumbawa melewati Pantai Saliper Ate, salah satu destinasi wisata juga selain Pantai Goa. Adalah cita-cita yang belum kesampaian bagi pemerintah daerah untuk menyatukan tiga kawasan wisata pantai yang berdekatan itu, yaitu Pantai Goa, Saliper Ate dan Muara Kali Labuhan Sumbawa. Sejak 2012 Pantai Goa dan Muara Kali sudah mendapat treatment dari Pemerintah Daerah bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui instansi terkait. Namun grand design untuk menghubungkan ketiga destinasi wisata itu masih butuh komitmen semua pihak, termasuk pihak swasta dan masyarakat secara keseluruhan.
Setibanya di Muara Kali Labuhan Sumbawa kami langsung mengambil lokasi tempat kami biasa duduk-duduk. Sambil ngobrol santai kami memesan kopi, soft drink dan snack di kios seberang jalan. Sesaat menikmati istirahat, gerimis turun. Memang sudah nampak tanda-tanda bakal gerimis dari pagi. Langit yang berawan agak tebal dan menghitam menemani kami sepanjang perjalanan bersepeda. Dan, akhirnya di Muara Kali lah kami bersua dengan tetes-tetes hujan yang membasahi bumi. Akhirnya kami pindah lokasi ke teras kios langganan kami untuk menghindari hujan. Tak ada foto-foto di Muara Kali karena cuaca tidak mendukung. Lepas 30 menit nongkrong akhirnya kami beranjak pulang. Melewati ujung muara memutar ke arah Kampung Pasir, kami menemani Sencong memesan box ikan di nelayan langganannya. Melewati Jalan Garuda kami mengayuh pedal sambil sesekali menyeka tetesan air hujan yang jatuh dari pepohonan di pinggir jalan yang kami lalui. Rencananya kami mau mampir di Petualang (distro perlengkapan sepeda) atau Sinar Berlian (toko sepeda) namun semuanya masih tutup. Di tengah perjalanan, ponsel Om Win berbunyi, ternyata panggilan dari Bi Ani, minta mampir di Brangbara buat beli nasi kuning. Akhirnya kita menemani Om Win ke sana. Sambil menunggu Om Win, kami sepakat untuk lanjut ke tempatnya Arie300 untuk kongkow-kongkow lagi sambil nge-net.
Setibanya di Sonic Net, warnet milik Arie300, kami duduk-duduk di warung samping warnet. Sambil online menggunakan hotspot warnet kami menikmati hidangan tahu isi goreng yang sudah disiapkan. Warnet ini termasuk unik dan menjanjikan karena menyediakan koneksi berbasis fiber optic dengan bandwidth 10 Mbps yang menjamin kepuasan berselancar di internet dengan nyaman, termasuk untuk streaming musik atau video ataupun melakukan unduhan file-file game atau aplikasi yang disukai. Lepas 20 menit nongkrong dan hujan reda kami kembali ke rumah masing-masing untuk prepare acara nonton bareng tinju antara Pacquiao vs Mayweather di markas Cakwes pukul 10.00 WITA.
Pukul 10.00 WITA semua anggota Cakwes sudah berkumpul di Markas Cakwes. Ditemani kue Tampok Manggis kami nonton pertandingan "Tinju Abad Ini" itu. Jalannya pertandingan tidak terlalu seru karena Mayweather bermain aman, selalu menghindar ketimbang jual beli pukulan dengan si Pacman. Tak puas dengan pertandingan tinju itu, disepakati nonton bareng MotoGP pukul 20.00 WITA di rumah RockinMaster di Kebayan. Malam harinya, kami nonton bareng di Kebayan. Lumayan seru karena Valentino Rossi yang start dengan posisi 5 berhasil menyusul dua pebalap didepannya dan head-to-head dengan Marc Marques yang start di posisi ke-2, meski kemungkinan mengejar Lorenzo yang menempati pole position sangat tipis. Menjelang akhir balapan, Marques makin memperjauh jarak yang sebelumnya berhasil didekati Rossi dengan selisih 0,2 detik. Keputusan Rossi bermain aman boleh juga karena selain standing-nya masih nomor 1 juga mengamankan podium ke-200-nya.
Akhirnya selesai balapan MotoGP, pukul 22.12 WITA masing-masing kami kembali ke rumah untuk beristirahat. Demikian cerita Cakwes Family Bike hari itu. Lalu apa hubungannya antara cerita dengan judul tulisan ini? Tak terlalu relevan memang. Namun jika mau menarik benang merahnya, maka ada satu kesamaan antara Pacquiao, Rossi dengan Arie300. Mau tau atau mau tau banget? Kesamaannya adalah ketiga pria dengan usia kepala tiga ini sama-sama pantang menyerah. Pacquaio dan Rossi adalah tipikal pemuda yang ulet di bidangnya masing-masing. Demikian juga Arie300 yang ketua (kecil tapi tua), sebagai pemuda yang pernah meraih predikat Pemuda Pelopor dari Pemerintah Kabupaten Sumbawa cq. Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata, ia sudah menekuni dunia bisnis di hampir semua lini, jatuh bangun membina usaha dan meski belum mencapai apa yang diimpikannya, setidaknya ia tidak menyerah dan terus berjuang. Itu yang kami kenal dari seorang Arie300. Dengan kolesterol yang terbilang tinggi dan kadang sakit-sakitan, pernah juga bersepeda sampai dehidrasi, ia tidak pernah mau berhenti bersepeda, karena ia bersepeda karena dorongan hati. Inilah yang menjadi motto Cakwes Family Bike.
Sabtu, 02 Mei 2015
Twilight on the horizon
iya, judulnya memang begitu, twilight on the horizon. Artinya senja di cakrawala. Lalu apa hubungannya dengan aktivitas bersepeda Cakwes Family Bike?. Well, just keep on reading, you will find on the following paragraphs ;-)
Selepas SKS alias Sepedaan Kamis Sore, Sencong Al Sahab dan his wife Tina usul agar Cakwes mengadakan kumpul-kumpul keluarga mengingat it has been a long time kami tak pernah kemana-mana sejak Rukaiya alias Bi Ani, istrinya Ketum yang doyan nonton Jodha Akbar, cidera patah lengan karena jatuh dari motor. Lokasi tempat kumpul-kumpulnya dipilih Batubulan, dengan pertimbangan jaraknya yang tak terlalu jauh dari Sumbawa Besar. Gayung bersambut. Ketika ide itu dilempar ke Ketum, beliau langsung menyetujuinya. "Acc!" kata Ketum, dan rencana touring ke Bendungan Batubulanpun disusun.
Setelah konfirmasi ke semua anggota, termasuk Arie300 yang sedang berada di Lunyuk dan ga mungkin ikut (lha! iyalah, pulang aja ga jelas waktunya, menunggu restu dari ibunya Bian) akhirnya disepakati pukul 15.30 WITA berangkat ke Batubulan. Rencana awalnya hanya bakar-bakar ikan di Batubulan, namun karena pertimbangan teknis kaum Hawa, bakar-bakarnya di-outsourcing aja, makan-makannya aja yang di Batubulan. Fine!, tak jadi masalah bagi kami kaum Adam yang penting acara tetap berlangsung. Selain itu sempat muncul ide untuk membawa sepeda, diangkut dengan GrandMax-nya Sencong, namun karena sesuatu dan lain hal, akhirnya cuman Si Biru yang ikut ke Batubulan. Akhirnya setelah segala sesuatunya siap, 4 mobil penuh penumpang meluncur ke arah tenggara Sumbawa Besar.
Sesampai di Batubulan hari menjelang senja. Kita pun langsung mengambil lokasi di bagian barat bendungan. Pas lokasi dan situasinya untuk menikmati keindahan panorama bentang alam di sepanjang mata memandang di kawasan bendungan terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat itu.
Keberadaan Bendungan Batubulan sejarahnya diawali dari masterplan bendungan yang disusun pada tahun 1981-1983 oleh Fenco Consultant. Dilanjutkan kemudian dengan penyusunan Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan oleh konsultan yang sama pada 1983-1985. Pasca FS kemudian disusunlah Detail Engineering Design (DED) - nya pada 1990-1991 oleh Colenco & Associates, untuk kemudian konstruksinya dieksekusi oleh PT. Brantas Abipraya dari tahun 1999 dan selesai pada tahun 2002.
Bendungan yang diresmikan oleh Presiden RI ke-5, Megawati Soeknarnoputri, itu memiliki daerah tangkapan air (catchment area) seluas 194 kilometer persegi atau separuh lebih (62%) luas Kecamatan Moyo Hulu, lokasi bendungan tersebut berada. Areal tangkapan air ini berasal dari induk sungai Lito dan Sungai Brang Rea. Dengan luas areal yang diairi mencapai 5.100 Hektar, pengelolaan bendungan tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT-1) yang berkantor pusat di Mataram, ibu kota Provinsi NTB *).
Kembali ke topik semula, Batubulan di waktu senja memang menyajikan view yang spektakuler. Sore itu gerimis turun, akhirnya tikar yang sudah dibentangkan di tepian waduk terpaksa digulung kembali, dan kamipun mencari lokasi baru di bagian timur bendungan.
Melewati gerbang Dusun Maman kami memasuki kawasan bendungan, keempat mobil meluncur beriringan di atas puncak bendungan yang membentang sepanjang 2.750 meter itu. Setiba di bagian timur bendungan kita langsung mengambil posisi, tikar kembali digelar karena hujanpun sudah reda. Sambil menikmati view bendungan Batubulan kita menikmati ikan bakar sore itu hingga menjelang magrib. Di cakrawala tampak sang mentari meluncur turun ke peraduannya, menyisakan warna lembayung senja yang temaram. View inilah yang menjadi dasar judul topik blog kali ini. Pemandangan senja di cakrawala bendungan Batubulan. Sungguh, suatu keindahan yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Jauh lebih indah dari SPG di Muara Kali Labuhan Sumbawa idolanya Arie300 dan sayang sekali, Arie300 tak sempat hadir untuk menikmatinya...
*) Sumber: http://wiki.pdsda.net/index.php/Bendungan_Batu_Bulan#Bendungan,
http://bwsnt1.pdsda.net/,
Jumat, 01 Mei 2015
SKS - Sepedaan Kamis Sore
Hari kamis tiba. Seperti biasa, Almos pagi-pagi sudah berangkat ke kantor. Demikian juga Om Win, pergi mengajar ke SMPN 3 Unter Iwes di Desa Pelat. Sementara itu, Sencong Al Sahab baru bangun karena semalam begadang nonton bola. RockinMaster yang di Kebayan juga sudah sibuk nganter anak-anaknya sekolah, seperti hari-hari biasanya. Arie300, yang kebetulan berada di Lunyuk sedang nungguin anaknya yang lagi sakit. Ada sedikit penyesalan karena dia harus pulang ke Lunyuk, sementara hari Kamis adalah jadwal wajib Cakwes untuk bersepeda sore.
Menjelang siang, pesan-pesan berantai mulai berseliweran di Group Whatsapp Cakwes, konfirmasi untuk bersepeda sore. Arie300 hanya bisa memonitor lalu lintas percakapan temen-temen sambil sesekali nyeletuk di WA. Belum lagi ledekan-ledekan dari RockinMaster dan Sencong kalau kepulangannya ke Lunyuk hanya alasan untuk tidak bersepeda karena kolesterolnya yang lagi ups & downs. Itu semua membuat Arie300 panas dingin, ditambah lagi anak buahnya di warnet Sonic miliknya di Kerato belum ada kabar beritanya sama sekali. Tak lepas tangannya memegang android-nya memonitor server warnetnya melalui aplikasi TeamViewer.
Jam 15.45 WITA, Almos udah prepare pulang kantor, mendahului jadwal pulang PNS pukul 16.00 WITA. Sementara Om Win yang guru, sudah pulang jam 14.00 WITA, dan menyempatkan diri untuk tidur siang dalam rangka menyiapkan stamina.
Ke Badas, tujuan bersepeda sore itu. Dan pukul 16.15 WITA, semuanya, minus Arie300 ,sudah standby di rumah Ketum. Sesaat ada sms dari Toni, katanya mau ikut, demikian juga Randy temennya Arie300 yang mau sepedaan bareng, minta kami melewati Brangbiji agar sekalian jalan bareng dari sana.
Tepat pukul 16.30 WITA perjalanan dimulai. Almos belakangan karena menunggu Toni. Rutenya dari Karang Jangkring menuju ke arah Lawang Gali, menyusuri kota, belok kanan ke Brangbiji dan menuju Badas melalui Labuhan Sumbawa. Niatnya hari itu adalah bersepeda konstan tanpa henti sampai Badas yang berjarak 10 km dalam rangka melatih stamina. Itu idenya Ketum mengingat bulan depan ada rencana Cakwes mau ikut Sekongkang MTB Adventure 2015.
Melewati Brangbiji tak tampak Randy di pinggir jalan, akhirnya diputuskan untuk lanjut karena waktu bersepeda yang relatif singkat menjelang magrib. Demikian juga Toni yang tidak lagi nampak batang hidungnya di belakang karena mungkin mengayuh pedalnya terlalu woles.
Sesampai di Badas kita istirahat di bagian utara pelabuhan deket gudang besar penyimpanan barang. Sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari perbukitan di pinggiran dermaga yang baru direklamasi itu kita foto-foto dulu sebagai dokumentasi perjalanan.
Setelah 15 menit beristirahat, kami beranjak balik, mampir di Muara Kali sebentar untuk "3n", akhirnya selepas magris kami sudah kembali ke markas Cakwes. Demikian cerita hari ini. Bagaimana ceritamu Arie300?
Langganan:
Postingan (Atom)