Minggu, 28 Februari 2016

Tour to Bendungan Mamak

Setelah beberapa waktu kegiatan bersepeda Cakwesers tidak sempat didokumentasikan dan ditulis di blog, kali ini Cakwesers mengagendakan bersepeda ke Bendungan Mamak di Desa Berora Kecamatan Lopok, salah satu kecamatan di bagian timur wilayah Kabupaten Sumbawa. Sebagai bendungan terbesar ke-2 di Kabupaten Sumbawa setelah Bendungan Batu Bulan, Bendungan Mamak menawarkan potensi landscape yang menawan.
Rute Perjalanan
Bendungan Mamak
Bendungan Mamak yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 11 April 1992 itu dibangun dalam rangka mengairi lahan pertanian di dua Daerah Irigasi (DI) yaitu DI Mamak seluas 3.384 Hektar dan DI Kakiang seluas 1.289 Hektar. Kini, bendungan yang telah berusia 24 tahun itu sudah mengalami penurunan fungsi dan kapasitas dengan tingginya laju sedimentasi sebagai akibat dari maraknya perambahan hutan di bagian hulu bendungan. 
Sejatinya, agenda bersepeda ke Bendungan Mamak sudah lama direncanakan. Adalah Toni yang melontarkannya pada saat kongkow-kongkow bareng Cakwesers.
Naskah pidato Presiden Soeharto
Toni yang kampung kelahirannya di Sekayu, salah satu dusun di Desa Berora, Kecamatan Lopok, pengen sesekali agar agenda bersepeda Cakwesers memilih destinasi ke Bendungan Mamak. Nanti sepulang dari Bendungan Mamak, Cakwesers bisa mampir di Sekayu untuk beristirahat dan berwisata kuliner alias makan-makan. Akhirnya setelah beberapa pekan berlalu setelah pembicaraan terkait agenda bersepeda ke Bendungan Mamak tersebut, bersamaan dengan selesainya jersey group, disepakati Minggu, 28 Februari 2016 Cakwesers akan bersepeda ke Bendungan Mamak. Almos yang kebagian tugas memetakan rute, sudah meng-upload rute rencana ke Whatsapp Group. Panjang rute ini sekitar 80 kilometer lebih dan ini adalah rute terpanjang yang akan ditempuh Cakwesers. Arie300 antara ikut dan nggak untuk mengeksekusi rute ini mengingat jauhnya jarak yang akan ditempuh. Akhirnya dalam kebimbangannya Ketum menawarkan solusi agar dia ikut sebagai tim medis  atau marshal aja, sekalian mendokumentasikan perjalanan Cakwesers ke Bendungan Mamak.

Jersey yang baru diambil dari JNE 
Kamis sore, tanggal 26 Februari 2016, yang seharusnya jadwal SKS, terpaksa harus terganjal lagi karena hujan. Hanya Rockin dan Ketum yang sempat bersepeda. Itupun hanya rute jarak pendek alias kurang dari 10 kilometer. Sore itu, Ade Mulana, yang kebagian tugas mengurus masalah jersey, mengabarkan kalo jersey group sudah sampai dan akan diantar ke rumah Ketum. Ketum yang kebetulan bersama Rockin sedang nongkrong di rumah Almos menjawab agar Ade ke rumah Almos aja nganter jersey dimaksud. Akhirnya tak lama kemudian Ade muncul di rumah Almos dengan jersey di tangan. Kemudian Cakwesers yang lainpun ikut bergabung. Ada Wawan Brimob, kemudian Moleq yang langsung ngepas-ngepasin jersey-nya. Menjelang magrib ada Yandri mampir karena melihat kami rame-rame ngumpul di teras rumah. Diapun mengambil jersey-nya dan langsung ngepasin juga seperti halnya Moleq. Tak lama kemudian azan terdengar dari Musholla di depan rumah dan Cakwesers pun beranjak pulang.
Menjelang hari H intensitas hujan di Kota Sumbawa Besar semakin meningkat. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat agenda bersepeda ke Bendungan Mamak sudah di depan mata. Namun dari perbincangan di Whatsapp Group tampaknya Cakwesers sudah mantap tekadnya untuk mengeksekusi perjalanan bersepeda ke Mamak, "mau hujan atau nggak, nggak ada urusan, tour ke Mamak jalan terus" ujar Ketum. Sabtu malam, lewat Whatsapp Ketum menginstruksikan kalo perjalanan di Minggu pagi dimulai pukul 06.00 WITA. Meeting point-nya di Lapangan Pahlawan, jadi Cakwesers harus sudah standby di Lapangan Pahlawan sebelum jam enam pagi. 
Meeting Point di Lapangan Pahlawan
Minggu pagi, sebagaimana disepakati Cakwesers menuju Lapangan Pahlawan. Dari Jangkring ada Ketum, Almos, Toni, Wawan Brimob dan Yandri. Moleq yang kelamaan di kamar mandi terpaksa harus ditinggal, dibiarkan menyusul aja, biar disiplin dengan waktu. Setiba di sana Moko alias Burhan sudah menunggu. Sepertinya dia menginap di Pendopo kalo nggak di Lapangan Tenis PELTI biar tiba paling pagi di Lapangan Pahlawan, hehehe. Kemudian menyusul Rockin, Moleq, Ade, dan Fikri, pendatang baru di Cakwesers. Menyusul kemudian Arie300, cuman dia datang bawa motor ga pake sepeda karena hari ini dia bertugas sebagai marcel eh marshall. Hendri yang sudah dari pagi whatsapp-an belum nongol juga. Setelah berulang kali ditelpon akhirnya dia nongol, dan starting time perjalananpun jadi meleset ke pukul 06.30 WITA. Catet !!! next time kartu kuning loe Hendri.
Re-grouping di Lawang Desa
Rute perjalananpun dimulai dari Lapangan Pahlawan menuju ke arah Lawang Desa. Kami bersebelas mengayuh pedal menuju Lawang Desa melalui tanjakan Bukittinggi. Tanjakan ini serupa tak sama dengan tanjakan STM. Kalau tanjakan STM terjal namun pendek, tanjakan Bukittinggi relatif landai tapi panjang. Dengan perlahan tapi pasti satu per satu Cakwesers mendaki tanjakan tersebut tanpa hambatan yang berarti mengingat sebelumnya Cakwesers sudah beberapa kali melewatinya. Setiba di Lawang Desa, kami berhenti untuk re-grouping mengingat tidak semua punya stamina yang sama. Apalagi Fikri yang baru kali ini bersepeda lagi setelah sekian lama.
Re-grouping di depang gerbang Batu Bulan
Setelah semuanya sampai di Lawang Desa perjalananpun diteruskan, menuju ke arah Bendungan Batu Bulan arah tenggara dari Kota Sumbawa Besar. Melewati Simpang Boak kami menelusuri ruas jalan provinsi Pal IV - Lenangguar menuju ke arah Bendungan Batu Bulan. Melewati hutan jati sebelum Desa Boak Kecamatan Unter Iwes jalan menurun dan sepedapun meluncur cepat. Satu persatu Cakwesers melaju menuruni turunan yang relatif panjang dan berkelok tersebut. Desa Boakpun terlewati, dan jalanan kembali melandai dan sesekali menanjak. Tak lama kamipun melewati Dusun Batu Alang, salah satu dusun di Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu. Perjalananpun dilanjutkan tanpa berhenti, tak lama kemudian kami melewati Dusun Leseng dan Dusun Pelita, sejenak kemudian kamipun tiba di gerbang Bendungan Batu Bulan. 
Time to rest
Di depan gerbang masuk Bendungan Batu Bulan kami berhenti sejenak untuk re-grouping dan foto-foto. Usai foto-foto kami melanjutkan perjalanan ke area Bendungan Batu Bulan untuk mencari tempat beristirahat. Kami memutuskan untuk beristirahat di Berugak/Gazebo di bagian timur bendungan yang berjarak sekitar tiga kilometer dari gerbang bendungan tempat kami berhenti. Setibanya di ujung timur bendung kami berhenti dan memarkir sepeda untuk beristirahat. Waktu menunjukkan pukul 07.30 WITA, tepat 60 menit dari start awal perjalanan bersepeda tadi di Lapangan Pahlawan. Selepas 15 menit perjalanan kami lanjutkan. Kali ini melewati terra incognita alias kawasan yang belum pernah kami lewati sebelumnya. Jika sebelumnya dari Kota Sumbawa Besar sampai dengan Bendungan Batu Bulan jalannya sudah mulus ber-hotmix, kali ini sepertinya kami akan ketemu medan off-road berbatu dan berlumpur. Almos yang memetakan perjalanan hanya melihat batas-batas alam dari aplikasi Google Earth sementara kondisi lapangan bisa jadi berbeda.
Cakwesers menuju off-road
Moko si anak hilang ditugaskan Ketum menjadi pemandu mengingat dia yang paling intens keliling kesana kemari dari dusun ke dusun di seantero Kabupaten ini dalam rangka menunaikan tugasnya sebagai ujung tombak debt collecting team di PT. Adira Dinamika Multi Finance (ADMF). Menyusul kemudian Almos di belakangnya, sekiranya Moko salah memilih jalan. Dengan mantap hati Moko melaju di depan untuk memandu Cakwesers yang lain. Medan berbatu dan berlumpur seperti yang sudah diduga sebelumnya menghadang. Inilah medan sepeda MTB sesungguhnya. Rockin tampak sumringah melihat lumpur, saatnya ia menguji ban off-road Schwalbe Nobby Nic yang baru dipasang di xtrada 3.0-nya kemaren. 
Re-grouping antara BBB dan Bageloka
Kami menyusuri tepian bendungan menuju ke Dusun Bage Loka yang berjarak sekitar 10 kilometer dari tempat kami beristirahat tadi. Beberapa kali kami harus melewati kubangan lumpur, jalan tanah yang becek, tanjakan berbatu dan semak belukar. Sayang sekali Arie300 tidak mengikuti kami melewati rute ini untuk mendokumentasikan perjalanan. Hanya sesekali pada jalan tanah yang relatif bagus kami bisa berhenti mengambil foto. Selebihnya pada medan yang berlumpur dan asyik buat off-road kami hanya menikmatinya dengan mengayuh pedal dan lupa untuk mendokumentasikannya. Tak terasa hampir  satu jam lewat kami bermain off-road dari Bendungan Batu Bulan hingga ke Dusun Bage Loka. Setiba di Dusun Bageloka kami berhenti untuk re-grouping.
Berhenti sejenak di Desa Lito
Setelah semua personil lengkap kamipun melanjutkan perjalanan menuju Desa Lito. Masih melewati jalan tanah dan berbatu tapi sudah jauh lebih nyaman dilalui ketimbang sebelumnya. Tak lama kemudian kami sampai di Desa Lito dan kamipun beristirahat sejenak untuk membeli air mineral dan snack karena perbekalan sudah habis. Selepas dari Lito yang jalannya sudah beraspal mulus kami menuju ke Sekayu melewati Desa Pungkit, kemudian Tatede lalu Langam. Di Langam kami berhenti sejenak untuk re-grouping. Fikri yang beberapa kali mengalami kram otot di perjalanan sudah diangkut Arie300. Perjalanan dari Lito - Langam lumayan melelahkan. Selain karena jalanya nge-road cuaca panas mulai menyengat karena hari semakin siang. Setelah semua Cakwesers re-grouping, perjalanan dilanjutkan kembali. Di perjalanan menuju Sekayu kami bertemu dengan komunitas sepeda SaBic yang juga bersepeda menuju Bendungan Mamak, hanya saja mereka sudah lebih awal tiba karena menggunakan rute langsung dari Sumbawa Besar - Langam - Mamak melalui jalan raya dengan sepeda roadbike. Kamipun bergabung untuk say hello dan mengajak mereka ke Sekayu. Karena sesuatu dan lain hal Mas Yudi yang pemimpin rombongan menyatakan tidak bisa bergabung karena harus segera kembali ke Sumbawa Besar. Hanya Mas Tedy yang menjadi wakil SaBic yang bisa bergabung bersama kami menuju ke Sekayu. Kami melanjutkan perjalanan menuju Sekayu.
Di depan gerbang Bendungan Mamak
Tak lama kemudian Dusun Sekayu sudah di depan mata. Tiba di rumah orang tuanya Toni kami berhenti untuk beristirahat sebelum menuju Bendungan Mamak. Agak lama kami beristirahat di Sekayu. Sambil menikmati kopi kami membersihkan drivetrain sepeda yang penuh lumpur yang sudah mengeras sekaligus melumasinya agar lebih nyaman dikendarai. Sambil menunggu makan siang kamipun beranjak ke Bendungan Batu Bulan. Beberapa Cakwesers tidak bisa ikut karena kecapean, jadi hanya sebagian dari kami yang bisa menuntaskan rute ke Bendungan Mamak.
Makan siang bareng di rumah toni
Tak apalah, biar mereka menyimpan tenaga untuk perjalanan pulang nanti. Setiba di Bendungan Mamak dan mengambil dokumentasi tak lama kamipun balik pulang ke Sekayu untuk makan siang. Dengan perut keroncongan kami menuju ke rumah orang tuanya Toni yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari Bendungan. Cuaca panas dan menyengat membuat kami semakin kelaparan. Setelah sampai kami langsung disuguhkan makan siang oleh tuan rumah dan kamipun menyambutnya dengan suka cita. Arie300 yang sudah dari tadi menunggu acara ini langsung menyeruak ke tengah mengatur posisi yang paling pas agar bisa men-sliding nafsu makan Moleq yang terbilang raksasa.
Balik ke Sumbawa Besar
Dari acara makan siang bareng ini terbukti bahwa bermotor jauh lebih capek ketimbang bersepeda karena membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak. Ini dibuktikan Arie300 dengan menjadi yang paling akhir meninggalkan ruangan :-). Selepas makan kami beristirahat di taman depan rumahnya Toni yang asri dan banyak tanaman. Hendri ternyata menyempatkan diri untuk berkaraoke ria dengan aplikasi Smule-nya dengan Moko dan Mas Tedy jadi penari latarnya. Cakwesers yang lain ada yang leyeh-leyeh di berugak sambil ngerokok, ada yang menyempatkan diri boker ke kamar mandi (kalo ini siapa lagi kalo bukan Ketum), ada juga yang ngusilin temannya sembari menunggu hari beranjak sore untuk kembali ke Sumbawa Besar.

Setelah waktu menunjukkan pukul 14.30 WITA kami pamit ke pemilik rumah alias orang tuanya Toni untuk kembali ke Sumbawa Besar. Kamipun bersepeda beriringan meninggalkan Dusun Sekayu dengan diiringi Arie300 sebagai marshall selama perjalanan pulang. Serange, Langam, Lopok, Bage Tango kami lewati tanpa berhenti. Setiba di Ai Nunuk kami beristirahat sejenak.
Beristirahat di Lawang Desa
Selepas dari Ai Nunuk kami melanjutkan perjalanan. Melewati Karang Jati, kemudian Serading, akhirnya kami tiba di Lawang Desa dimana kami memutuskan untuk beristirahat sejenak dan re-grouping sebelum kembali ke rumah masing-masing. Di taman Lawang Desa yang merupakan pintu masuk Kota Sumbawa Besar dari arah timur kami mengaso dan merokok. Hari sudah semakin sore karena matahari semakin turun di cakrawala. Menjelang magrib kamipun beranjak pulang. Setiba di Lawang Gali kami berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing. Demikian perjalan bersepeda Cakwesers hari ini yang menempuh rute kombinasi on-road dan off-road sejauh 90 kilometer. Melelahkan namun menyenangkan karena semua Cakwesers tetap semangat sampai dengan menit-menit terakhir.




1 komentar: