Senin, 08 Februari 2016

Bersepeda di Hari Imlek

Rencana menapak tilas perjalanan bersepeda ke Sampa rupanya harus menemui kendala karena banyak Cakwesers yang berhalangan untuk ikut serta. Dari Karang Jangkring yang menjadi home base Cakwesers Ketum, Almos, Toni, Moleq, termasuk juga Arie300 yang tinggal di Kerato tidak bisa ikut bersepeda karena alasan masing-masing.
Tahun Monyet Api  2016
Namun di Kebayan yang juga home base ke-2 Cakwesers ternyata Rockin, Moko, Ade dan Dhika sudah siap bersepeda di Minggu pagi. Rencananya seh mereka hanya akan bersepeda muter-muter By Pass dan berujung di Jempol. Namun kemudian diam-diam Rockin mengatur siasat untuk mengajak mereka mengeksekusi Sampa yang tentunya akan berat untuk dilalui Ade, lebih-lebih Dhika yang belum pernah bersepeda ke luar kota. Untungnya mereka ketemu dengan rombongan komunitas sepeda SaBic yang sedang menjamu komunitas sepeda Mayung Sekongkang yang berasal dari Kabupaten Sumbawa Barat. Jadilah mereka gabung gowes bareng mengikuti rute-nya SaBiC yaitu Sumbawa Besar - Pelat - Semogkat Sampar - Klungkung - Uma Buntar - Pemulung dan finish di Pantai Goa. Rute yang panjangnya lebih dari 40 kilometer ini lumayan berat tapi bagus buat melatih endurance bersepeda terutama buat Ade dan Dhika yang baru bersepeda beberapa kali. Lain halnya buat Moko dan Rockin yang memang hobby melahap rute luar kota. 
Kembali ke agenda bersepeda Cakwesers, mengingat hanya 4 Cakwesers yang bersepeda Minggu pagi, Ketum mengajak Cakwesers yang lain untuk bersepeda pada Senin, 8 Februari, yang merupakan hari libur nasional karena penganut Kong Hu Cu merayakan hari raya Imlek pada hari itu. Tahun 2016 berdasarkan kalender Tionghoa merupakan Tahun Monyet Api, yang menurut mereka yang percaya tahun ini merupakan tahun peruntungan di sektor bisnis yang cukup moncer adalah bisnis hiburan dan restoran. Sementara untuk bisnis di sektor properti disarankan untuk berhati-hati karena tahun ini mendatangkan peruntungan yang kurang baik di sektor tersebut. 
Agende bersepeda Senin pagi merupakan pengganti agenda SMP Cakwesers yang gagal dieksekusi. 'Jangan lupa kostum-nya merah ya' ujar Ketum, 'kan hari Imlek' lanjutnya.
Jadilah kami bersepeda Senin pagi, sekalian ke rumahnya Ade yang desainer-nya CFB untuk nganter bendahara Arie300 nyetor duit dalam rangka memesan kostum yang telah disepakati. Karena semuanya tidak punya agenda lain, jadinya kami bersepeda santai. 'baru kali ini kita melewati tanjakan STM tanpa ngos-ngosan dan tanpa harus ngaso' ujar Almos yang tetap mendampingi Arie300 yang sering kambuh penyakit 'menghilang dari medan persepedaan'. Melewati Lawang Desa perjalanan dilanjutkan menuju rumah Sencong di Bukittinggi yang semalam meminta Arie300 mampir untuk mengambil duit kostum. Kemudian perjalanan diteruskan ke rumahnya Ade di Brangbiji. Sesampai di sana kamipun nongkrong sembari menyeruput kopi yang disajikan tuan rumah. Setelah semua urusan kelar, kamipun beranjak pulang. 
Sore hari Cakwesers ngumpul nongkrong di rumah Almos, ngobrol-ngobrol sampai menjelang magrib. Malam harinya Arie300 datang ke Karang Jangkring untuk mengajak kami mengunjungi Moko si anak hilang yang rumahnya kebanjiran akibat hujan lebat yang tak henti mengguyur kota Sumbawa Besar sejak siang. Sayangnya Moko sedang tidak di tempat ketika kami berkunjung. 'Moko sedang mengungsi karena kebanjiran' ujar tetangganya yang kami temui  di seberang rumahnya, sementara hpnya yang kami hubungi berkali-kali tidak merespon. 'Bisa jadi hanyut terbawa banjir' ujar Arie300.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar