Pasca bersepeda kamis sore yang lalu, Cakwesers kembali merencanakan bersepeda Minggu Pagi di 25/10/2015 namun lagi-lagi semakin ke akhir tahun, setiap weekend ada aja acara dan undangan yang oleh sebagian Cakwesers harus dipenuhi. Moko dengan acara sunatan di tetangganya, Moleq yang harus mengantar siswa PKL-nya ke Mataram, Sencong yang sibuk dengan proyek barunya beternak ayam sehingga tak pernah lagi Cakwesers bersepeda dengan lengkap.
![]() |
Rencana rute Sepedaan Minggu Pagi |
Sabtu malam di rumah Almos, Cakweser ngumpul-ngumpul membicarakan rute keesokan harinya yang akan dieksekusi, sekalian nyambangin Almos yang sempat kumat vertigo-nya sepulang dari acara Hackathon Merdeka 2.0 di Telkom. Nggak terlalu parah seh cuman membuatnya tak bisa keluar berkendara. Semoga saja besok pagi sudah okay dan bersepeda bersama. Rute yang disepakati adalah rute melewati jalur SKS kemaren, cuman dengan sedikit modifikasi yaitu tembus ke ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Beberapa waktu yang lalu, ruas ini masih berupa jalan tanah dan kerikil (gravel) namun pada Kamis Sore kemaren tampak sudah beraspal mulus sehingga Cakwesers penasaran pengen tau sudah sejauh mana hotmix jalan tersebut, apakah sudah sampai ruas Lingkar Utara Sumbawa Besar atau hanya sebagian ruas itu yang sudah mulus.
Minggu pagi, alarm Almos berbunyi pukul 05.15 WITA. Almos langsung bangun, sholat subuh dan prepare untuk bersepeda. Tak lama kemudian Ketum muncul, lalu kemudian Arie300. Wawan yang semalam sudah commit sepertinya batal ikut karena belum juga muncul. Demikian juga Moleq, yang hari itu banyak sekali acara yang tak bisa ditinggal. Rockin di Kebayan sudah bilang ready di whatsapp. Setelah pukul 06.30 WITA lewat akhirnya Almos, Ketum dan Arie300 bertiga mengayuh pedal menuju Kebayan. Dari Kebayan kami berempat melanjutkan perjalanan menuju Kelapis, ke arah ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Jika pada SKS kita berbelok ke kiri, kali ini kami mengambil rute ke kanan. Rute ini terasa asing bagi Cakwesers karena sebagian besar belum pernah melaluinya.
Almos yang beberapa kali lewat sini menggunakan kendaraan beroda empat dalam rangka memantau ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar juga merasa sedikit asing karena ruas ini baru dihotmix. Angin sepoi-sepoi di pagi yang cerah itu terasa sejuk menerpa wajah kami. Kami mengayuh pedal dengan santai. Sesekali kami berhenti sejenak untuk beristirahat untuk mengambil gambar. Arie300 tampak bersemangat, beberapa kali dia tampak ngebut di depan kami sambil melakukan skidding alias melakukan pengereman keras dengan rem belakang sambil membiarkan ban belakang sliding.
Rockin dan Almos juga sesekali action dengan melakukan bunny hopping yaitu mengangkat kedua ban sepeda di udara. Sambil menikmati pemandangan di sisi kiri dan kanan ruas jalan tersebut kami terus mengayuh sepeda ke arah ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Tampak di hadapan kami lahan-lahan yang sudah bersih dan dibuatkan kavlingan oleh pemiliknya untuk dijual. Tak lama lagi kawasan ini akan ramai dengan bangunan-bangunan baik perumahan maupun yang lain-lain pikir kami. Tinggal infrastruktur listrik dan air bersih yang perlu di alirkan jika kawasan ini hendak berkembang. Sambil terus mengayuh pedal akhirnya kami sampai ke tanjakan yang cukup panjang dan terjal.
"Jangan sampai ada yang turun dari sepeda" seru Almos. Rockin yang selalu terdepan ibarat Pedrosa di MotoGP langsung menambah intensitas kayuhan sepedanya. Kemudian disusul Almos, Ketum dan seperti biasa Arie300. Rockin dan Almos tiba di puncak tanjakan dengan nafas tersengal. Lalu kemudian menyusul Ketum dan Arie300. Di puncak tanjakan kami beristirahat sejenak sambil minum air dari botol perbekalan di sepeda. Ternyata puncak tanjakan ini adalah akhir dari hotmix untuk seterusnya tampak di depan kami ruas jalan yang masih berupa perkerasan dan belum dihotmix.
Setelah beberapa jenak kami melanjutkan perjalanan. Dari puncak tanjakan ini perjalanan kami relatif mudah karena medannya menurun, hanya saja kami harus extra hati-hati karena medannya gravel dan sebagian lagi masih jalan tanah yang berdebu. Jalan terus menurun hingga kami akhirnya sampai ke percabangan jalan Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Ke kanan mengarah ke Ai Loang dan ke kiri kembali ke Kota Sumbawa Besar. Kami sepakat untuk kembali karena banyak agenda acara yang harus dipenuhi. Tak lama kemudian kami tiba di ujung aspal ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar.
Kami mengikuti jalan tanah menuju turunan yang mengarah ke Sungai Brangbiji. Setibanya di tepian Sungai Brangbiji kami berhenti sebentar untuk melihat pekerjaan konstruksi jembatan samota yang bakal menjadi jembatan fenomenal di kabupaten ini. Untuk tahun ini saja anggaran untuk konstruksi Tahap I pagu anggarannya mencapai 63 Milyar lebih. Setelah mengambil gambar kami melanjutkan perjalanan pulang. Melalui jalan inspeksi kami mengayuh pedal melewati jembatan Teluk Duku yang masih berupa konstruksi kayu, untuk kemudian menyusuri jalan inspeksi tersebut dan keluar di belakang Puskesmas Brangbiji. Kemudian, melalui jalan Cenderawasih kami menuju ke Taman Mangga. Di sini kami berpisah dengan Rockin dan kembali ke rumah masing-masing.
Minggu pagi, alarm Almos berbunyi pukul 05.15 WITA. Almos langsung bangun, sholat subuh dan prepare untuk bersepeda. Tak lama kemudian Ketum muncul, lalu kemudian Arie300. Wawan yang semalam sudah commit sepertinya batal ikut karena belum juga muncul. Demikian juga Moleq, yang hari itu banyak sekali acara yang tak bisa ditinggal. Rockin di Kebayan sudah bilang ready di whatsapp. Setelah pukul 06.30 WITA lewat akhirnya Almos, Ketum dan Arie300 bertiga mengayuh pedal menuju Kebayan. Dari Kebayan kami berempat melanjutkan perjalanan menuju Kelapis, ke arah ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Jika pada SKS kita berbelok ke kiri, kali ini kami mengambil rute ke kanan. Rute ini terasa asing bagi Cakwesers karena sebagian besar belum pernah melaluinya.
Ruas Kelapis - Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar |
Almos sedang mencoba 'bunny hopping' |
Berlomba ke puncak tanjakan |
Setelah beberapa jenak kami melanjutkan perjalanan. Dari puncak tanjakan ini perjalanan kami relatif mudah karena medannya menurun, hanya saja kami harus extra hati-hati karena medannya gravel dan sebagian lagi masih jalan tanah yang berdebu. Jalan terus menurun hingga kami akhirnya sampai ke percabangan jalan Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar. Ke kanan mengarah ke Ai Loang dan ke kiri kembali ke Kota Sumbawa Besar. Kami sepakat untuk kembali karena banyak agenda acara yang harus dipenuhi. Tak lama kemudian kami tiba di ujung aspal ruas Lingkar Utara Kota Sumbawa Besar.
Jembatan Teluk Duku Brangbiji |
Mantap always updated info cakwes... gogogi
BalasHapus