Minggu pagi 13 Maret 2016, Cakwesers mengagendakan bersepeda ke Simpang Klungkung. "Mau tes fisik" kata Ketum. Cakwesers pun mengamininya. Hanya saja, melihat gelagat pembicaan di Whatsapp Group banyak yang ga bisa ikut karena sudah punya agenda masing-masing.
Sebelumnya Arie300 mewacanakan bersepeda Minggu ini ke Moyo berbarengan dengan acara Pesta Ponan. Namun karena pertimbangan tertentu banyak Cakwesers yang kurang berminat karena dianggap bersepeda ke Moyo sudah beberapa kali dilakukan dan kurang berkeringat. Jadilah Almos yang melontarkan ide untuk bersepeda ke Simpang Klungkung tanpa berhenti. Hitung-hitung nguji fisik Cakwesers karena pada saat Gerhana Matahari Total kemaren, Cakwesers juga bersepeda dengan rute yang sama, hanya saja dengan tiga kali berhenti untuk mengambil nafas. Ide ini disambut Rockin dan Wawan Brimob yang tempurung lututnya sudah kelas Deore, namun Cakwesers yang lain yang masih kelas Altus sempat ragu-ragu mengingat tanjakan yang konsisten mendaki sepanjang 10,5 kilometer.
Akhirnya Minggu pagi di medio Maret, agenda bersepeda ke Simpang Klungkung dieksekusi. Hanya Ketum, Wawan Brimob, Toni, Almos dan Rockin yang bersepeda. Yang lain punya kesibukan masing-masing sehingga terhalang untuk ikut serta. Pukul 06.10 WITA perjalanan dimulai. Melewati Simpang Sering, tanjakan pertama berhasil dilalui dengan mulus. Almos dengan konsisten melaju di depan, diikuti Wawan Brimob, Toni, Rockin dan Ketum beriringan. Melewati Simpangan Perung kayuhan pedal masih terus melaju dengan kecepatan rata-rata 15-20 km/jam kami mengayuh pedal non-stop. Tak lama Simpangan Pelat sudah di depan mata. Kayuhan pedal sepeda kami masih terjaga antara gigi 2/5 dan 2/7 sesuai elevasi jalan yang dilewati. Mendekati Dusun Buin Pelas Almos mulai ngos-ngosan dan harus mengatur nafas dengan menurunkan persneling sepeda ke gigi yang lebih rendah untuk mengatur tenaga. Giliran Wawan Brimob dan Rockin yang melaju ke depan disusul Toni dan Ketum. Mendekati waterpark Rockin harus berhenti sejenak untuk buang hajat, karena flu yang sudah seminggu dideritanya masih belum hilang juga. Rockin termasuk Cakwesers yang paling 'gila' selain Wawan Brimob. Dalam kondisi flu berat kayuhan pedal di Xtrada 3.0-nya masih konsisten. Kalau Wawan Brimob ga perlu dibahas karena latihan fisik merupakan menu sehari-harinya. Melewati waterpark Almos yang sudah recover dari ngos-ngosan-nya melaju bersama Toni dan Ketum.
Di kilometer terakhir mendekati Simpangan Klungkung. Wawan Brimob melaju cukup jauh di depan disusul Almos, Ketum, Rockin dan Toni yang beriringan dengan jarak kurang dari 10 meter. Kayuhan pedal diperkuat untuk menaklukkan tanjakan terakhir sebelum Simpangan Klungkung. Akhirnya setelah 30 menit lebih mengayuh pedal mendaki tanjakan dari Simpang Sering, melewati Simpangan Perung dan Simpangan Pelat kami sampai di Simpangan Klungkung. Kamipun berhenti untuk beristirahat. Udara masih segar karena waktu masih menunjukkan pukul 7 kurang. Kami mengambil posisi paling nyaman di Berugak yang ada di Simpangan Klungkung. AdeMula yang dikabari melalui Whatsapp oleh Ketum muncul dengan motor matic-nya ikut nongkrong bersama kami. Karena warung di Simpangan Klungkung masih belum buka kamipun beranjak ke Desa Klungkung untuk mencari kopi dan snack. Di sebuah kios kecil di tengah permukiman desa Klungkung kami memarkir sepeda memesan 6 gelas kopi. Sambil beristirahat kami ngobrol ngalor ngidul dengan penduduk desa setempat yang kebetulan kenalan Rockin dan Ketum. 10 menit berselang kopi panas tersaji di depan kami menemani suasana pagi di desa Klungkung yang masih segar. 15 menit kemudian kami pamit kepada pemilik warung untuk kembali pulang ke Sumbawa Besar. Demikian cerita Cakwesers hari ini, apa ceritamu?
![]() |
Track ke Simpang Klungkung |
Akhirnya Minggu pagi di medio Maret, agenda bersepeda ke Simpang Klungkung dieksekusi. Hanya Ketum, Wawan Brimob, Toni, Almos dan Rockin yang bersepeda. Yang lain punya kesibukan masing-masing sehingga terhalang untuk ikut serta. Pukul 06.10 WITA perjalanan dimulai. Melewati Simpang Sering, tanjakan pertama berhasil dilalui dengan mulus. Almos dengan konsisten melaju di depan, diikuti Wawan Brimob, Toni, Rockin dan Ketum beriringan. Melewati Simpangan Perung kayuhan pedal masih terus melaju dengan kecepatan rata-rata 15-20 km/jam kami mengayuh pedal non-stop. Tak lama Simpangan Pelat sudah di depan mata. Kayuhan pedal sepeda kami masih terjaga antara gigi 2/5 dan 2/7 sesuai elevasi jalan yang dilewati. Mendekati Dusun Buin Pelas Almos mulai ngos-ngosan dan harus mengatur nafas dengan menurunkan persneling sepeda ke gigi yang lebih rendah untuk mengatur tenaga. Giliran Wawan Brimob dan Rockin yang melaju ke depan disusul Toni dan Ketum. Mendekati waterpark Rockin harus berhenti sejenak untuk buang hajat, karena flu yang sudah seminggu dideritanya masih belum hilang juga. Rockin termasuk Cakwesers yang paling 'gila' selain Wawan Brimob. Dalam kondisi flu berat kayuhan pedal di Xtrada 3.0-nya masih konsisten. Kalau Wawan Brimob ga perlu dibahas karena latihan fisik merupakan menu sehari-harinya. Melewati waterpark Almos yang sudah recover dari ngos-ngosan-nya melaju bersama Toni dan Ketum.
Rileks di berugak simpang klungkung |
Almos sepedaan lagi yuk
BalasHapus